Barakallahu fii umrik adikku yang shalehah,
Semoga sisa usia yang Allah berikan semakin menambah kedewasaanmu seiring
waktu, semakin meneguhkan tekadmu untuk terus memperbaiki diri dan menggapai
cita impianmu.
Semoga menjadi pribadi yang penuh syukur, atas nikmat sehat, kesempatan,
serta kecukupan rizki yang Ia berikan untukmu.
Semoga makin cantik hati dan wajah, makin membahagiakan keluarga dan
orang-orang terdekatmu.
Adikku yang baik,
Kau tumbuh sebagai pribadi istimewa. Tetaplah seperti itu, menjadi seorang
yang selalu menderma dan berusaha berbuat kebaikan. Sungguh, sebaik-baik
manusia adalah yang memberi kebermanfaatan bagi manusia lainnya. Cukup ingat
akan janjiNya “Hal Jazaul Ihsan Illal Ihsan”, kebaikan akan terbalas
dengan kebaikan pula. Bahkan, meski nilainya sekecil biji kurma.
Adikku yang cantik,
Sungguh salut dan kuhargai perubahanmu, ketika perlahan kau simpan tumpukan
celana yang menghias lemarimu. Lalu berganti dengan kain rok yang lebar,
serta baju dan gamis-gamis cantik yang panjang. Tetaplah jaga keanggunan dengan
hijabmu sayang :) Lewatkan semua cerca atau bisik-bisik menyiutkan,
bukankah penilaian Allah jauh lebih utama?
Inilah proses belajar, sedikit demi sedikit, dan perlahan.
Adikku yang selalu ceria,
Tidakkah kau merasa sia, tatkala keceriaanmu hilang hanya karena satu orang
yang sering kau identikkan dengan ‘cinta’ semu mu? Sesungguhnya yang mampu
mengendalikan hati hanyalah dirimu sendiri.
Jangan biarkan perasaan itu tumbuh mekar sebelum matang kuncupnya.
Percayalah, tak satupun manusia bebas dari ‘rasa’ itu, hanya saja masing-masing
punya cara sendiri untuk mengungkapkannya. Kuharap kau juga menemukan caramu,
cara yang bijak, cara yang baik, dengan mengutamakan perbaikan diri untuk
menemukan orang yang baik pula.
Akankah kau rela menukarkan cintaNya dengan cinta manusia?
#nasehat bang Tere-.........Tetapi dalam ilmu urusan cinta sejati, amunisi
paling sakti justeru adalah: sabar. Itu sungguh lebih mujarab untuk menaklukkan
cinta terbaik.
Adikku yang pintar,
Ingatlah selalu akan peranmu. Sebagai anak yang mengemban amanah orangtua
untuk menuntut ilmu. Sebagai mahasiswa yang mengemban amanah untuk menghasilkan
ide solutifmu. Pandai-pandailah, satu hal yang tak pernah kembali, adalah masa
lalu. Kejar prestasi, sekarang juga.
Adikku,
Jika di kemudian hari, merasa lelah dengan rutinitas yang ada, merasa jenuh
dengan hati yang kerapkali berganti rasa, merasa bosan dengan aktivitas
teman-teman yang menghadirkan ketidaknyamanan, merasa resah dengan tekadmu yang
mulai luntur, atau merasa rindu akan keluarga yang seutuhnya memberikan
perhatiannya padamu...
Berbagilah sayang,
Tak hanya bersendiri, mengunci pintu ; atau menyalakan musik keras-keras ;
atau menyibukkan diri dengan bersih-bersih perabotan kamarmu ; atau menuliskan
kisah klasik melankolismu... ^_^
#Desi, Minta Kado Apa? Dijamin Nggak DiKasih.ekekeke