Follow Us @whanifalkirom

Selasa, 20 Juni 2017

09.08 0 Comments
Suka bertanya-tanya, ada nggak ya yang baca blog ini. Eh ada, pasti ada lah yang kepo, paling enggak satu orang yang tak paksa kepo :P
Siapa dia?
Ini dia orangnya. Selamat pulang kampung diksol. Sudah kirim gambar, dan katanya sekarang sudah berubah jadi kalem. Ckckck. Baru juga di kapal mau nyebrang. O.O

Senin, 19 Juni 2017

Resensi : Happy Little Soul

22.54 0 Comments
Judul Buku  : Happy Little Soul
Pengarang   : @retnohening
Penerbit       : gagasmedia
Tebal            : 202 hlm.
Harga           : Rp 80.000,-
ISBN             : 978-979-780-886-0
……“Dituliskannya buku ini, bukan berarti saya adalah ibu yang sempurna. Adanya buku ini bukan berarti perjalanan  menjadi ibu yang baik sudah selesai. Tidak. Masih sangat panjang perjalanan dan masih banyak pe-er yang harus dikerjakan. Saya adalah ibu yang sedang dan insha Allah akan terus belajar menjadi lebih baik…” Begitulah sebagian ungkapan ibuk @retnohening untuk pembaca dalam suratnya di lembar-lembar awal buku ini.
Sudah bisa memprediksi kan, kira-kira apa isinya buku ini? Ya, sebuah kisah panjang tentang perjalanan menjadi seorang ibu dalam mengasuh anak. Dengan gaya menulisnya yang telling experience banget, dan bahasa yang kita banget, membacanya pun jadinya ngalir banget. Pembaca secara tidak langsung belajar dari pengalaman ibuk @retnohening, “ooo..begitu, dan begitu..”. Intinya buku ini secara tidak langsung mengajarkan ilmu parenting praktis.
Baiklah, isinya saya ulas sedikit di sini ya. Ada point - point yang bisa kita pelajari bagaimana mengasuh ala beliau ini, sedari pasca-pernikahan:
1)    Bersiaplah menjadi ibu (ini si ibuk @retnohening bahkan nyiapin test pack banyak-banyak, karena saking mendambanya jadi seorang ibu. Tentu, siap-siapnya dengan do’a-do’a, siap mental, jaga kesehatan, jaga pola makan, dan lain sebagainya. Termasuk juga kesiapan ilmu, karena kadang prinsip” memperlakukan anak bertentangan dengan orangtua, atau orang lain, tetapi selama yakin itu benar, it’s no problem. Tentu dengan tanpa menutup mata mencari tahu lebih banyak lagi.
2)    Jadilah ibu yang pembelajar (Ingat yaa, ada anak berarti sudah tak se-bebas saat masih ‘sendiri’. Ada waktu-waktu yang harus dikorbankan bersamanya, dan itu mau tidak mau harus belajar membiasa. Ingat juga yaa, bekal mendidik yang paling penting itu adalah dengan menjadi ‘role model’, itu juga mau tidak mau si ibu harus terus belajar menjadi pribadi yang baik, anak hanya menirumu bukan?)
3)    Berkomunikasilah yang sehat (Ajak anak berbincang, bahkan sejak dia masih berada dalam kandungan. Berilah perhatian dan pengertian. Bersemangatlah mengapresiasi.  Ajak anak bermain.  Meminta tolong, melibatkan dalam pengambilan keputusan, dan lain-lain).
4)    Lanjutkan sendiri yah. Kalau baca sendiri lebih greget, contoh aplikatifnya dapet. Selain itu, ini buku kemasannya menarik sekali, dari awal sampe akhir full color.

5)   Happy Reading…

Jumat, 16 Juni 2017

HopeYouHearMe

08.38 0 Comments

Andaikan sekali waktu, kau ajak aku bincang berdua, ya, berdua saja, bertanya tentang hal-hal, aku akan banyak bercerita, meskipun dihadapanmu bisa jadi aku akan menangis keras, atau mengharu bahagia. Karena aku tahu, pada orang baik saja tak cukup. Karena aku menyadari, pada yang dekat saja juga tak cukup. Kenapa dirimu? Karena, kau telah menjadi guru kehidupan terbaik dalam hidupku.

Sayang, terlalu kelu, dan tak pernah sampai, padamu.

Aku berharap, kau pun berpikir demikian. Andaikan sekali waktu bisa mengajakku bincang berdua, ya, berdua saja, bertanya tentang hal-hal, dan aku bisa bercerita banyak padamu. Meskipun tak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Karena kau menyadari, aku, ada diantara deretan nama dalam daftar orang yang berharga untukmu, meskipun entah, pada urutan ke-sekiansekian aku tak peduli.

Baiklah, tak baik katakan andai. Setidaknya, dalam diam aq masih terus berguru, padamu

Sabtu, 10 Juni 2017

Mengelola Stress

09.02 0 Comments

STRESS
#Apa sih itu stress?
Sederhananya, stress itu tekanan atau tuntutan yang membebani kita. Mustahil ya, kalau hidup enggak ngalamin stress, orang yang namanya stressor itu dimana-mana ada dan pasti terjadi. levelnya saja mungkin yang berlainan, ada yang ringan ada yang sedang, ada yang beraatt bangeett.
Jenis stressor tentu berpengaruh, tetapi pribadi masing-masing juga sangat mempengaruhi. Misalnya nih, habis ngalami kalah lomba. Kalau orang bisa mempersepsi kalah lomba dengan pemikiran yang positif (Biar kalah yang penting pengalaman atau, kalah berarti belajar lagi untuk menang di kesempatan berikutnya) tentu merasanya ringan-ringan aja. Beda kalau yang mempersepsinya dengan pemikiran negatif (Wah, aku memang ditakdirkan selalu gagal atau, aku memang nggak pinter) ya pasti berat banget nerimanya. Ada juga yang ngerasa ringan karena memang daya tahan menghadapi stressornya tinggi, ngrasa berat karena daya tahan menghadapi stressornya rendah. Jadi, itulah kenapa, semakin orang ditempa ujian (masalah-red), ia sejatinya sedang ditempa meningkatkan kekebalan terhadap stressor. Berbahagialah…
#Gejala-gejalanya stress kayak mana?
Ya banyak. Insomnia/hipersomnia, gampang marah, mudah menangis padahal sebabnya sepele, merasa malas-malas terus buat beraktivitas, sulit konsentrasi, mudah lupa, bawaannya mikir negatiif melulu, mata capek, badan pegal, keringat dingin, sesak nafas, migren, dan lain sebagainya. Melihatnya, tetap kembali ke individu masing-masing ya.
#Stressor datang dari mana aja?
-Bisa dari diri kita sendiri. Kalau kita orangnya perfectionist banget, terlalu ambisius. Atau iman kita lagi lemah, jadi kurang bersyukur-kurang pasrah-kurang percaya sama Allah gitu juga bisa mempermudah stress.
-Bisa datang dari lingkungan sekitar kita. Tempat sekolah/kuliah, tempat kerja, keluarga, juga kondisi fisik lingkungan itu sendiri (Contohnya macem-macem, pimpinan terlalu menuntut, hubungan sama temen enggak baik, kehilangan orangtua, tempatnya panas-sesak-penuh polusi, dll)
#Bagaimana menyikapi stress?
Mari tanyakan pada diri sendiri, kira-kira apa ya sebabnya (stressor-stressor tadi), pahami benar. Kemudian renungkan baik-baik,
1.     Dapat dihindarikah?
2.     Dapatkah dilakukan sesuatu pada masalah tersebut? atau
3.     Dapatkah diubah menjadi sesuatu yang berbeda?
Temukan jawabannya, dan segera eksekusi yang paling memungkinkan.
#Cara mengelola stress dengan baik bagaimana?
Nah, kembali lagi ya, karena stress pasti akan datang menghampiri kita, ada baiknya selalu siap-siap. Siap-siap menemukan strategi untuk mengelolanya dengan cara-cara yang baik.  Gimana?
Kelola Pikiran. Yuk, mulailah untuk berfikir positif dalam segala hal. Pandanglah sebuah masalah sebagai sesuatu yang mendewasakan kita. Percayalah, sesudah kesulitan akan selalu ada kemudahan. Percayalah, tidak akan ada beban yang melebihi kesanggupan kita memikulnya. Realistislah dalam merumuskan target-target hidup. Pahamilah bahwa kita tidak mampu mengendalikan sikap orang lain, juga ketidaknyamanan lingkungan, namun kita selalu bisa mengendalikan respon kita terhadap stressor-stressor tersebut. J
Kelola Perilaku. Berkatalah yang positif, belajarlah untuk asertif, memaafkan dan meminta maaf, sering-seringlah charger semangat dan motivasi, jangan lupa perbaiki shalat dan selalulah berdo’a J
Kelola Dukungan Sosial. Carilah teman yang baik untuk bercerita, teman yang dapat menjaga rahasia. Semoga membantu menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi J
Relaksasi. Sejenaklah berjeda dari segala kesibukan-kesibukan kita, tenangkan diri, tenangkan hati, dan tenangkan pikiran J

# Selamat belajar mengelola stress ya, terkhusus untuk diriku sendiri.
# Intisari tulisan diambil dari salah satu matkul kesehatan mental

Senin, 05 Juni 2017

Menjadi Perempuan #2

02.30 0 Comments

Kadang suka menceritakan sesuatu berulang-ulang, meski sebenarnya sama sekali tidak penting dan tidak ada manfaatnya. Topiknya, saya rasa dimana-mana tak jauh beda.
Seputar do'i-jodoh-nikah-jadi ibu-dan mendidik anak, meski sekedar membayangkan (lha belum nikah sih).
Seputar harga-tempat belanja murah-baju terbaru-make up termanjur, meski sekedar angan (lha sayang uang sih).
Seputar kejadian-kejadian kita yang dialami-atau bahkan juga orang lain hari ini, kemarin, bahkan jauh masa lampau (ini sebenarnya intinya nggosip).
Seputar ingin yang belum sampai-mimpi yang belum tergapai-emosi yang berubah-harapan yang merekah, meski sebatas kata (banyak ngomongnya daripada actionnya, baper-an pula).
Kodrat perempuan? Begitukah? Ya sebenarnya tergantung pribadi masing-masing sih ya, enggak bisa digebyah uyah. Tetapi, sepertinya tetap sebagian besar. Hehe
***
“Bicaralah dalam tiga hal, bicara yang baik, bicara yang memberi manfaat, dan bicara yang mengingatkan pada Allah
Pesan untuk kaum laki-laki, juga kaum perempuan.
~Inspired by Aa Gym~

Minggu, 04 Juni 2017

AKU

23.23 0 Comments

#Pernah suatu hari aku sedang bercakap dengan sahabatku, beliau bilang “baterai laptopku cuma bertahan satu jam”, dan sontak aku bilang “alah punyaku malah cuma …..(lupa, yang jelas kurang dari satu jam)”, seolah-olah hanya ingin menunjukkan bahwa AKU lebih ‘menderita’. Hehe. Sejak itu bermula dan sampai saat ini, beliau masih kerap mengungkit ngingetin hal itu (dengan bercanda). Dalam berhubungan dengan orang lain, ke-AKUan memang sebaiknya dihilangkan lah ya. Bagaimana mau empati atau menghargai, kalau masih AKU melulu?
Cc.Hey Tun

Sabtu, 03 Juni 2017

Parkir

23.14 0 Comments
Bagi kalian mungkin memang sepele, tapi terkadang saya cukup terganggu dengan hal itu.  Yaa, saya kurang mahir untuk urusan parkir memarkir motor (apalagi mobil, pegang kemudipun belum bisa, wkwk). Jadi, saya akan bersyukur ketika pergi enggak sendirian, jadi ada temen saat parkir memarkir. Biasanya juga untuk urusan parkir ini, saya cenderung memilih tempat strategis supaya mudah keluar. Atau kadang malah saya parkir di tempat lain, bukan di tempat tujuan. Yang penting saya nyaman parkirnya, jalan kaki barang sebentar mah tak mengapa. Lebih senang lagi, kalau ada tukang parkir yang membantu. Terimakasih Pak..
Nah, kemarin ini saya mengunjungi sebuah tempat, estimasi dua jam lah paling lama disana. Karena bukan hari kerja, saya pikir aman-aman saja mau parkir dimanapun.  Dan ternyata, tak berselang lama, banyak sekali rombongan orang datang, dan terus berdatangan. Sedang ada acara besar rupanya. Saya langsung kepikiran “Waduh, ini parkiran pasti penuh, motorku paling depan, sebentar lagi saya pulang, gimana mau keluar, tukang parkirpun tak ada”.
Urusan selesai, tidak ada tujuan lain selain pulang. Saya keluar dengan was-was, sambil menenangkan diri dalam hati, bagaimanapun caranya harus bisa keluar. Benar, dari kejauhan sudah nampak tempat parkir penuh sekali dengan motor. Oke, terus saja berjalan, dan ternyataaaa tak disangkaa... barisan motor ada empat, motor saya memang persis berada pada baris paling depan, namun tak ada satupun motor yang berada dibelakangnya. Ya, satu-satunya motor yang sendirian, dan di depan. Cukup mundur, kemudian selesai. Alhamdulillah.

Allah memang Maha Baik

Kamis, 01 Juni 2017

Menjadi Perempuan #1

02.30 0 Comments

Perempuan, dan mengajar. Abaikan urusan mengajar apa. Guru SD, guru TK, guru paud, guru les, guru tpa, guru lembimjar, guru ekskul, dan apapun lainya. Yang pasti mengajar anak-anak. Terkadang bingung menghadapi anak-anak yang tiba-tiba menangis tersebab suatu hal. Berkelahi dengan teman, kecelakaan kecil karena bermain yang kurang hati-hati, sakit, ditinggal orangtuanya pulang, dan banyak sebab-sebab lainnya.
Namun terkadang, justru ada saatnya menunggu moment-moment tersebut. Saat anak menangis terisak lirih. Saat kita datang mengenggam tangannya, menepuk-nepuk pundak dalam pelukan. Saat melihatnya pasrah dalam pangkuan. Saat kita mulai mengusap kepalanya dengan sayang (rasa yang tiba-tiba hadir aja). Saat dia diam, beberapa jenak, menyeka air mata, kemudian tersenyum-lagi, dan sepertinya lupa ia baru saja menangis. Perasaan cinta mendadak hadir.
***
“Guru anak-anak yang hebat itu seperti apa?”
“Yang Sabar”
“Memang benar, sabar sangat dibutuhkan. Tetapi yang terpenting adalah menjadi contoh yang baik
~Inspired by @retnohening dalam bukunya Happy Little Soul~