Follow Us @whanifalkirom

Kamis, 31 Mei 2018

Rindu

20.43 0 Comments
Rindu, ternyata bukan hanya persoalan getar-getar manis yang membuncah dalam dada...

Terkadang ia juga tentang sesaknya hati berupaya menumbuhkan rasa...

Ada saat diam-diam kau merindu airmata, berdo’a memohon kepada Yang Maha Lembut untuk dilembutkan...

Berdo’a supaya segumpal daging penentu laku ini dijernihkan, agar ia tak membatu dan terus menerus mengeras memantulkan kebenaran...

Percayalah, getarnya lebih syahdu dari sekedar merindu seseorang entah siapa yang belum halal bagimu...
Source : Pixabay.com


4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1

19.59 0 Comments

Sebagian dari Dialog pagi :
A : Shalat tarawih yang kita ambil nanti dua puluh tiga raka’at
B : Hehe, delapan aja, anak-anak juga milih delapan (sedikit bercanda)
A : Delapan itu boleh, asal raka’atnya 2-2-2-2-2-1 bukan 4-4-3. Karena, kaidahnya tidak ada shalat sunnah yang lebih dari dua raka’at salam (maksudnya salam di raka’at lebih dari dua). Jadi, setiap dua raka’at harus salam.
Saya : Noted Sebagai pendengar.
(Kalau di sekitar rumah, tarawih itu ya adanya cuma dua puluh tiga raka’at, dengan dua raka’at salam, dan dengan surat-surat pendek juz 30 bagian-bagian akhir. Sedangkan di sini, beragam. Ada yang 11 raka’at dengan salam 4-4-3, dengan salam 2-2-2-2-2-1, dan ada pula yang dengan salam 2-2-2-2-3. Ada yang 23 raka’at, tentu dengan dua raka’at salam. Ada juga masjid tertentu yang memfasilitasi 11 dan 23 raka’at, dengan perubahan imam di setelah raka’at ke-8 untuk melanjutkan raka’at hingga 23 ). Jadi?
***
Selain meminta penjelasan ke orang, akhirnya saya belajar dari mbah google (duh, jaman now banget ya). Karena, kalau dijelaskan orang saya hanya mendengar dan memahami sambil lalu, termasuk kalaupun disampaikan dalil-dalilnya, lupa semua. Nah, mbah google kasihnya tulisan, jadi ada waktu buat mencerna, membaca dan memahami pelan-pelan. Ada banyak yang saya baca, dan saya tuliskan kesimpulannya saja. Baca lengkap, klik linknya masing-masing.
#Shalat tarawih (plus witir) 11 raka’at, maka lebih bagus dengan pola 2-2-2-2-3. Untuk witir bisa dilakukan dengan 2 raka’at salam plus 1 raka’at salam atau 3 raka’at sekaligus salam.
#Meskipun dibolehkan shalat tarawih dengan 4 raka’at salam (kecuali madzhab syafi’i), namun kesemuanya berpendapat 2 raka’at salam lebih afdhol
#Lebih afdhol dikerjakan dua raka’at salam - dua raka’at salam. Namun, tetap ada dua cara : dua raka’at salam- dua raka’at salam sebanyak 10 raka’at, lalu satu raka’at dan empat raka’at salam-empat raka’at salam, lalu tiga raka’at
#Jumlah raka’at shalat tarawih empat raka’at salam dan dua raka’at salam merupakan tanawu’ dalam beribadah, sehingga keduanya dapat diamalkan
#Pelaksanaan shalat tarawih empat raka’at sekali salam tidak sah (berdasarkan ulama madzhab Syafi’i). Namun, tidak perlu mempersoalkan dan tetap menghargai pendapat yang mensahkan shalat tarawih empat raka’at dengan sekali salam
***
Jadi?
Melihat beberapa hasil yang saya baca di atas, shalat tarawih lebih baik dikerjakan dengan dua raka’at salam, 2-2-2-2-2-1. Semua madzhab membolehkan.
Nah, kalau di rumah yang sudah pasti hanya satu model shalat tarawih, tentu kita cukup bisa mengikuti saja. Sedangkan di sini yang beragam, kita bisa menentukan pilihan

Wallahu a’lam
Source : pixabay.com

Kamis, 24 Mei 2018

LAKI – LAKI yang SALING BERSAHABAT

04.46 0 Comments
Source : pixabay.com
Beberapa kali saya terkagum dengan dua orang laki-laki, yang tampak hangat bersahabat. Jarang, saya rasa. Seperti halnya saya terkagum dengan seorang suami yang cekatan membantu istrinya menyapu atau mencuci. Seperti halnya saya terkagum dengan seorang mas yang ramah mengajak bermain anak-anak kecil. Juga seperti halnya saya terkagum dengan kakak laki-laki yang memanjakan adik perempuannya. Kembali pada dua laki-laki yang bersahabat, romantis. Terkadang saya juga berfikir, tingkat kedekatan, keawetan, juga ketulusan mereka melampaui dua perempuan yang saling bersahabat, atau laki-laki dan perempuan yang saling bersahabat (katanya sih kalau ini tidak ada rumusnya, status sahabat hanya pengganti kondisi adanya udang dibaling bakwan :P). Walaupun kondisi-kondisi demikian, kenyatannya saya juga tak mengerti...

Rasa persahabatan itu ada, nyata sejak masa lampau. Beberapa kisah hangat bersahabat, masih lekat dan banyak dikenang, seperti kisah mereka...

Dua laki-laki. Salah satunya melangkahkan kaki terlebih dahulu, masuk ke dalam cekungan gua. Menelisik, meneliti dengan seksama setiap sudut untuk menemukan lubang-lubang bahaya. Beliau duduk, meluruskan kaki, menutup lubang tersebut dengan tubuhnya. Mempersilahkan lelaki yang beliau biarkan masuk kemudian, untuk merebah, dan istirahat di pangkuan. Tidak lama, hingga sengatan binatang berbisa mulai dirasa, perih tiada terkira. Tapi, tertahan, demi menghindari si lelaki di pangkuan yang begitu pulas memejam mata, terganggu dan terbangun karenanya. Ialah Abu Bakar Ash Shidiq dan Rasulullah saw, dalam perjalanan hijrah, dan singgah di sebuah gua bernama gua tsur...

Dua laki-laki bersahabat. Terlibat rasa dengan perempuan yang sama. Salah satu lelaki itu datang meminang, sungguh malang takdir sedang tak berpihak. Perempuan itu justru memilih lelaki lain, yang tidak lain tidak bukan adalah sahabatnya. Wajar, bila ia sedih, perih teriris-iris. Namun, yang keluar dari mulutnya adalah ikrar pemberian untuk sahabat tersebut, berupa mahar dan nafkah yang telah ia siapkan. “Cepatlah kalian menikah, saya siap menjadi saksinya”. Imbuhnya. Ialah Salman yang merelakan perempuan pujaan hatinya untuk seorang sahabat bernama Abu Darda’...

Dan akhir-akhir ini saya juga sering terharu, menyaksikan ulama-ulama bersatu, saling santun dalam mengungkap rasa, duduk bersama mencipta harmoni. Semoga menjadi sahabat karena iman. Semoga terus tumbuh generasi-generasi yang juga saling bersahabat karena iman...

Sabtu, 19 Mei 2018

09.03 0 Comments


Sekarang aku tahu, kenapa aku tak perlu menanyakan “Apakah aku cantik?”
Tanya teman, kalau dijawab jujur bikin sakit. Kalau jawab bohongpun tahu itu “fitnah”, sama saja sakit. Wkwk
Tanya Bapak, masih ingat kan? Dijawab “cantik” memang, tapi berujung pada cantik hitam legam mirip pantat panci… :P
Kemarin sedang mencoba keberuntungan tanya si mamak, tentu saja dijawab cantik juga donk (ayu wis ayu ayu ayu lah, nah ini pokoknya nadanya ga enak banget, ketahuan udah capek jawabnya). Dan, ini sama kayak Bapak, ada ujungnya. Bedanya, ujung kali ini disuruh cepat-cepat nikah (Padahal apa coba hubungannya). Kan? Menyesal aku bertanya. Enggak lagi-lagi..

Rabu, 16 Mei 2018

Lirik (3) : Panggilan Jihad

06.30 1 Comments

PANGGILAN JIHAD

Kalam suci menyentuh kalbu berjuang
Source : Pixabay.com

Maju serentak membela kebenaran
Untuk negara, bangsa dan kehormatan
Hukum Allah tegakkan, hukum Allah tegakkan

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar 

Putra-putri islam harapan bangsa
Majulah serentak genggam persatuan, kalam Tuhan
Mari kita memuji, mari kita memuja
Peganglah persatuan kalam Tuhan

Kalam suci menyentuh kalbu berjuang
Maju serentak mencapai kemenangan
Untuk negara, bangsa dan keadilan
Panggilan jihad hidupkan, panggilan jihad hidupkan

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar

Pemuda-pemudi islam bangunlah
Panggilan jihad rampungkan
Wasiat Rasul peganglah
Harta dan jiwa serahkan
Binalah persatuan, hindari perpecahan
Persatuan kalam Tuhan

Kalam Ilahi menuntut persatuan
Perpecahan melumpuhkan kekuatan
Pertikaian menguntungkan musuh Tuhan
Hanya iman tauhid dapat menyatukan
Tuntutan agama menjadi tujuan
Panggilan jihad hidupkan, panggilan jihad hidupkan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar

Wahai, pemimpin umat dengarlah, demi agama sadarlah
Hentikan pertikaian, ciptakan perdamaian
Hentikan pertikaian, ciptakan perdamaian
Menuju persatuan kalam Tuhan.

Kalam Ilahi menuntut persatuan
Perpecahan melumpuhkan kekuatan
Pertikaian menguntungkan musuh Tuhan
Hanya iman dan tauhid yang menyatukan
Tuntutan agama menjadi tujuan
Panggilan Jihad hidupkan, panggilan jihad hidupkan

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar

 
Panggilan Jihad hidupkan….
***
Sepertihalnya aksi 212 yang heroiknya masih terasa di banyak orang. Mendengar lagunya saja (lagu ini identik ada dalam video-video 212), menumbuhkan semangat tersendiri J
Done. Tiga itu lagu favorit sampai sekarang. Selainnya, ada sih semacam lagu-lagunya Letto, atau mupos-mupos ala MQ FM, atau tembang-tembang lawas, Impossible nya James Arthur, beberapa lagu westlife, satu-dua lagu melayu, tapi selingan saja. Jarang banget bermusik juga J

Selasa, 15 Mei 2018

Bolak - Balik Dosa

23.46 0 Comments

Tak ada yang lebih menggelisahkan daripada dosa-dosa. Ia mencekami hati dengan rasa kecut, rasa takut, rasa perih terparut-parut. Sungguh baik yang demikian, jika membawa kita pada taubat yang menghebat. Tapi ketika yang dibawanya justru rasa putus asa, kita perlu menemukan penghibur yang sedikit melapangkan dada.

Duhai hatiku yang rindu tapi ragu, yang harap tapi malu, yang cinta tapi tersedu; kali ini, Ibn Qayyim Al Jauziyah yang berbicara padamu:
Apakah kaukira orang-orang shalih itu tanpa dosa? (Tidak) - Sungguh hanyasanya mereka itu menyembunyikannya, dan tidak mengumbarnya - Dan mereka itu beristighfar lalu berjuang untuk tak mengulanginya - Dan mereka itu mengakui kesalahannya tanpa mencari-cari pembenaran bagi dirinya - Dan mereka bersegera menyusuli perbuatan buruknya dengan kebaikan begitu menginsyafinya.
***

Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az Zumar: 53)
"Tidakkah salah seorang di antara kami malu", tanya seseorang di majelis Imam Hasan Al Bashri, "Jika dia berdosa lalu bertaubat. Tapi berdosa lagi lalu bertaubat lagi. Dan melakukan maksiat lagi kemudian beristighfar lagi?
Sang Imam tersenyum. "Tahukah kalian maksud terbesar syaithan?", ujarnya. "Yakni agar kalian berputus asa dari rahmat Allah dan berhenti memohon ampun setelah mengulangi dosa. Maka jika dosa terjadi lagi, teruslah bertaubat. Maka jika maksiat terulang kembali, teruslah beristighfar."
Adalah Imam An Nawawi dalam Al Minhaj, syarahnya atas Shahih Muslim menyusun bab khusus berjudul, 'Bab Diterimanya Taubat dari Dosa-dosa, Meskipun Dosa dan Taubat itu Terulang-ulang’.
Beliau menjelaskan, "Setiap kali hamba mukallaf berdosa, hendaknya dia bertaubat. Dengan itu dosanya akan gugur. Jika maksiat terulang, maka dia juga harus mengulang taubatnya. Adapun dosa yang terulang-ulang dan baru ditaubati dengan satu taubat di penghujungnya, taubatnya juga sah."
Ini adalah kabar gembira yang harus diikuti khawatir. Siapa yang menjamin istighfar kita sampai? Siapa yang menggaransi taubat kita diterima?
Akhirnya, ungkapan Imam Ibn Rajab itu bergema lagi, "Jika kalian tak mampu bersaing dengan para shalihin dalam 'amal ibadahnya, berlombalah dengan para pendosa dalam istighfarnya."
Sebab kita wajib beristighfar saat merasa berdosa, dan berlipat perlunya istighfar itu saat kita tak merasa berdosa. Maka taubat kita masih perlu ditaubati, bahkan istighfar kita masih perlu diistighfari.
(Source : salah dua dari posting instagram ustadz Salim Afillah)
***
H-2 Menjelang Ramadhan guys

14.45 0 Comments

Lama-lama, aku kesal dengan Bhaga dan Gadis, kisah romantisnya menyulut kebaperan tingkat tinggi. Awalnya aku benci dinding kuning itu, apa-apaan isinya dewasa semua. Tidak setelah aku kenal Bhaga dan Gadis, “enggak juga” masih ada yang bagus. Jiwa pecinta novelnya masih ada nih, nggak ada waktu aja buat ke toko buku baca novel. Nggak kepikir juga buat beli, sayang uang. Toh novel-novel koleksi lama yang berpuluh-puluh itu tinggal sisa beberapa yang nangkring di rak buku. Selebihnya, dipinjam, entah siapa, kapan, dan dimana.
Terus apa maksudnya Nif? Curhat?
Haha, ya gitu sih. Akhir-akhir ini sebenarnya banyak sekali nulis. Memang curhat semua. Efek kesepian (nah kan). Tapi nahan diri, disimpan aja, malu-maluin. Dan sekarang, nemu novel-novel seru di wp (hasil rekomend reader lain), akhirnya aku kebawa alur. Penasaran banget. Ikut deg-degan. Dan sepenasaran-penasarannya kisah dalam fiksi, lebih penasaran dengan kisah sendiri donk. Seperempat abad nih. Tapi tenaaang, tetap calm nggak ngikut berjuang pake pacaran ala-ala novel tadi.
Terus gimana donk?” “Mau dibawa kemana kisahmu?” -kisahku masih lebur dalam do’a- ☺
#abaikan#nggakpentingsihmemang

Lirik (2) : Lembayung Bali

06.30 0 Comments
LEMBAYUNG BALI
(Saras Dewi)

Menatap lembayung di langit Bali
Dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai mengulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
Source : Pixabay.com
Masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu
Mekar mendewasa
Masih kusimpan suara tawa kita
Kembalilah sahabat lawasku
Semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian
Sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
Tegar melawan tempaan
Semangatmu itu
Oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
Senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
Tak terbangun dari khayal keajaiban ini
Oh mimpi

Andai ada satu cara tuk kembali menatap agung surya-Mu
Lembayung Bali….
***
Lagu dari jaman awal-awal kuliah. Ingat lagu ini, ingat kos, ingat kawan. Lagi sepi, dengerin ini. Lagi kangen, dengerin ini.
Ria, Shinta tunangan, Afroh, Alya, Tunjung, kangen J
Alm.Evi, semoga bahagia di sana ya… J
Alfitry, tunggu aku berkunjung ke Depok lagi J

Senin, 14 Mei 2018

Lirik (1) : Kau Yang Sangat Ku Sayang

06.30 0 Comments
Kau yang Sangat Ku Sayang
(Rano Karno)

Kau yang sangat kusayang
Karena kau tak pernah manja
Anggun pribadimu
Source : Pixabay.com
Tenang di wajahmu
Tiada yang menandingimu


Kau yang sangat kusayang
Karena kau gadis pendiam
Wajah keibuan
Tersungging senyuman
Hati ini mengagumimu


Ku mengkhayal
Bila saat nanti hidup bersamamu
Hanya engkau teman dalam duka
Penghibur derita
Kepadamu akulah yang manja
Dengarkanlah, sayang..
Kupandang potretmu di dalam kamar
Tersenyum padaku..

***
Ingin sekali aku posting hal-hal yang lebih bermanfaat, resensi buku misalnya. Sayangnya, tiga buku terakhir yang aku baca, aku belum mood untuk review. Selain karena belum tuntas tas bacanya, juga karena menurutku banyak sekali bagian pentingnya. Jadi, harus banyak ulasannya. Kalau mau resensi novel, ya terakhir baca After We Meet Again – Pradnya Paramitha (si mas bhaga dan mbak gadis itu), masih dalam versi wattpad. Nanti dulu dech. Sebagai pengangguran (yang bahagia banget sekolah libur satu minggu), dan pengin ketak ketik iseng, ya sudah ketik lirik lagu favorit aja. Hehe
Aku nggak ada music/lagu tertentu yang “sukaa bangett” gitu sih. Tapi kalau udah suka, ya suka-suka aja, dan itu-itu aja, meski kadang aku juga mikir “lagu apa too ini”. Hihi
Kok bisa-bisanya suka lagu ini? Aku juga nggak tau.
Awalnya sih boro-boro, denger aja belum pernah. Hingga suatu hari diminta menemani salah seorang teman yang hendak membeli sesuatu di pasar beringharjo. Memang akunya yang “pusing” kalau di tempat belanja kayak gitu kelamaan, juga aku pribadi nggak ada tujuan, sekedar menemani. Akhirnya, aku menyerah dengan duduk di emperan, membiarkan temanku berkeliling sendirian. Saat aku menunggu temanku dengan duduk diam, saat itulah lagunya terdengar.
Dengan volume yang keras, mengalahkan berisiknya penghuni-penghuni pasar, secara tak sengaja kudengarkan dengan seksama. Tapi, meskipun indolawas dengan irama begitu, kok ya yang kebayang pertama adalah sosok perempuan sholihah, dengan tutur kata yang lembut nan santun, sayang sama anak-anak, wajahnya teduh daaan penuh kasih sayang. Mimpi aku banget mau jadi kayak gitu (ketahuan kan, kalau mengagumi seperti itu, berarti sifat aslinya bertolak belakang. Haha). Entahlah, lagunya melekat sampai pulang (apalagi memang ada romantis-romantisnya gitu yaa) , berakhir dengan aku cari, download sendiri, dan masih masuk daftar playlist, sampai sekarang.

Selasa, 08 Mei 2018

23.28 0 Comments
Katamu, apapun itu sebagai sarana belajar. Ayok lah pembelajar...

Kata ceramah, Punya masalah? Jangan cari cara untuk memecahkannya. Tapi carilah cara supaya Allah menolong untuk menyelesaikannya. Lah-lah, faktanya, kamu mendekat nggak sama Allah?

Mulai lelah. Sepertinya butuh teman. Teman ngobrol. Teman hidup :P. Alah laaaah, malah curhat.