Follow Us @whanifalkirom

Kamis, 23 April 2015

Kau,

22.43 0 Comments

Kau, lamat-lamat terlihat di ujung persimpangan, dan aku di sini, tepat persis di depanmu.
Hanya saja, aku tak tahu,
Kau sedang berjalan ke arahku dengan melewati jalan lurus itu,
Atau berjalan ke arahku, namun harus berbelok dulu,
Atau berjalan ke arahku kemudian berbelok,
Atau justru berbelok tanpa kearahku sama sekali.
Aku benar-benar tak tahu, akankah kau mengajakku atau tidak.

Hei, kau juga sama merasakan bukan?
Langit sudah abu-abu, pertanda hujan lebat segera datang
Angin pun bertiup kencang, pertanda badai mungkin kan mengguncang

Aku harus menyelamatkan diri, dengan mengenakan pelindungku rapat-rapat
Nyatanya kau aman disana, karena badai itu datang dari arahku
Namun, jika kau merasa tak aman, segera datanglah kemari.
Pelindung itu, cukup untuk berdua, aku dan kamu
Baru kemudian kita jalan bersama :)

*Puisi Empat Bulan Yang Lalu

*Praduga yang salah, nyatanya badai itu menghilang menyatu dalam kepergian langkahmu. Dan kau, kini kupastikan aman meski tanpa pelindung.

Biarkan Waktu Kesepian

21.43 0 Comments
Tentang waktu, kadang kita terlalu rendah hati untuk bernegosiasi dengannya. Kita pasrahkan semua padanya, seolah kita tak bisa apa-apa. Lantas dengan nada sok bijak kita berkata: ‘biar waktu yang menjawab.’
Padahal waktu bisu, tak bisa berucap apa-apa, apalagi mendekatkan dua manusia.
Menjadikan waktu sebagai tuan adalah menyerahkan diri untuk habis dicincang. Sebab waktu adalah pedang yang tajam. Seribu tahun bertapa, seratus jin kita pelihara, tak kan kebal diri kita darinya. Maka patahkan ia sebelum ia menyentuhmu.
Tentang waktu, apakah kita setakberdaya itu di hadapannya? Apakah kita hanya akan termangu melihatnya berlalu, sambil menanti dan bertanya-tanya apa yang ‘akan terjadi selanjutnya’? Sebegitu lemahkah kita?
Kita lebih nyata dari waktu.
Rasanya, tak ada lagi yang perlu kita tunggu.
Bahwa samudera adalah luas, tak ada yang menolak. Bahwa langit adalah tinggi, semua sudah sadari. Bahwa aku mencintaimu, perlukah kau tanyakan lagi?
_Azhar Nurun Ala_Biarkan Waktu Kesepian_(http://azharologia.com/2014/09/07/biarkan-waktu-kesepian/)
***

#Meskipun begitu, saat ini aku masih memilih tak berdaya. Tak akan kubiarkan lepas sebuah rindu, apalagi bebas katakan cinta. Iya. Cukup diam dan simpan saja.

Senin, 20 April 2015

Ada Padamu yang Membuatku Malu

20.22 0 Comments
Kau tetap teguh berjalan,
Meski ada duri-duri yang menanti di tepian..
Meski kau lihat tapak-tapak yang terseok ditengah perjalanan..

Kau tetap kukuh dalam barisan depan,
Meski ada mozaik-mozaik terpotong sebagian..
Meski kau lihat langkah-langkah yang terhenti berurutan..

Kau tetap tegar menawan,
Meski ada batas-batas yang siap membuatmu melamban..
Meski kau lihat ranjau-ranjau datang bergantian..

Kau tetap hadirkan rekah senyuman,
Meski ada kelu-kelu seluruh persendian..
Meski kau lihat kusam-kusam wajah lain dalam kelelahan..

Kau tetap baik berkeyakinan,
Meski ada suara-suara sumbang yang sibuk menyalahkan..
Meski kau lihat satu-satu mulai menjauh perlahan..

Kau tetap jaga harga sebuah kesucian,
Meski ada celah-celah yang lebarnya kian rentan..
Meski kau lihat rona-rona indah dalam kesemuan..

Kau tetap genggam lapang dalam kelembutan,
Meski ada cerca-cerca yang melesat menumbangkan..
Meski kau lihat sorot-sorot tajam mata kekecewaan..

Kau,
Bimbing asa-asa membumbung bersama semangat perjuangan,
Tumbuhkan rindu-rindu kala jarak kadang tetiba memisahkan,
Himpun hati-hati tertaut dalam kasih sayang dan persaudaraan,


Ah, aku mulai lupa. Terimakasih, mengenalmu kembali membantu mengingatkan..