Tentang waktu, kadang kita terlalu
rendah hati untuk bernegosiasi dengannya. Kita pasrahkan semua padanya, seolah
kita tak bisa apa-apa. Lantas dengan nada sok bijak kita berkata: ‘biar waktu
yang menjawab.’
Padahal waktu bisu, tak bisa berucap
apa-apa, apalagi mendekatkan dua manusia.
Menjadikan waktu sebagai tuan adalah
menyerahkan diri untuk habis dicincang. Sebab waktu adalah pedang yang tajam.
Seribu tahun bertapa, seratus jin kita pelihara, tak kan kebal diri kita
darinya. Maka patahkan ia sebelum ia menyentuhmu.
Tentang waktu, apakah kita setakberdaya
itu di hadapannya? Apakah kita hanya akan termangu melihatnya berlalu, sambil
menanti dan bertanya-tanya apa yang ‘akan terjadi selanjutnya’? Sebegitu lemahkah
kita?
Kita lebih nyata dari waktu.
Rasanya, tak ada lagi yang perlu kita
tunggu.
Bahwa samudera adalah luas, tak ada
yang menolak. Bahwa langit adalah tinggi, semua sudah sadari. Bahwa aku
mencintaimu, perlukah kau tanyakan lagi?
_Azhar Nurun Ala_Biarkan Waktu Kesepian_(http://azharologia.com/2014/09/07/biarkan-waktu-kesepian/)
***
#Meskipun begitu,
saat ini aku masih memilih tak berdaya. Tak akan kubiarkan lepas sebuah rindu,
apalagi bebas katakan cinta. Iya. Cukup diam dan simpan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar