Aku tidak tahu dalam kehidupan pernikahan orang lain. Tapi, yang
seringkali terjadi dengan pernikahan kami, pihak yang harus ‘menang’ adalah
aku, pihak yang harus ‘kalah’ adalah suami. Begitu pula dengan pihak yang harus
‘benar’ adalah aku, pihak yang harus ‘salah’ adalah suami. Pihak yang berhak ‘marah’
adalah aku, pihak yang harus ‘sabar’ adalah suami. Padahal –mah- ya tahu
sendiri lah,...
Apa yang quotes bilang memang benar, jika perempuan salah,
kembali ke pasal satu (perempuan selalu benar)… #Semoga ini bukan mengumbar aib
yaa, kami sedang sama-sama belajar. Hehe
Ada hal yang seringkali aku ingat,
Suatu kali suami hendak bepergian, dan keadaanku sedang marah.
Beliau tak segan-segan mengatakan “Aku
mau pergi, kalau ini pertemuan terakhir kita gimana?”. DEG. Pernyataan yang sungguh aku tidak suka. Pernyataan yang seketika
membuat hilang semua amarah. Meski sambil tetap sedikit gengsi
untuk berbaikan, tapi hey ini sambil menahan air mata loh. Tidak terbayang,
bagaimana menyesalnya andai hal itu benar terjadi.
Padahal, sejatinya setiap kita memang sedang menunggu antrian
untuk ‘pulang’. Entah kapan, entah siapa yang terlebih dulu meninggalkan, entah
siapa yang akan kehilangan. Setiap kita, pasti akan memiliki perjumpaan
terakhir dengan orang-orang yang kita kasihi.
Maka, semoga akan terus menjadi pengingat, bagaimana cara kita
merenda kebersamaan untuk hari-hari selanjutnya. Sebelum terpisah sejenak, dan
semoga dijumpakan lagi kedalam surgaNya. Aamiin