Rambutnya keriting. Ceritanya banyak.
Suaranya cempreng. Sekali bicara dengan suara keras, sekeliling seolah
menggelegar. Kalau ndak keturutan, nangisnya kenceng, tapi rada palsu gitu,
sering tak berairmata. Beberapa memanggil dengan sebutan "kiting",
sebagian yang lain memanggil "kiwil", sebagian lainnya memanggil
"incess", tapi dirinya sendiri maunya dipanggil "Aqilla".
Ternyata, harapan memang tak selalu sesuai kenyataan :). Sabar ya Nak.....
Abaikan paragraf di atas.
Cerita sesungguhnya bukan itu... Toh
pada nyatanya, gaya imut dan kelucuannya selalu mengalihkan duniaku :)
#Cerita satu
Suatu hari, salah satu educator di kelas bermain playdough. Bukan
bermain sendiri tentunya, beliau membersamai anak-anak. Sayangnya playdough tersebut
agak lengket, hingga banyak sekali yang menempel di jilbab dan susah untuk
dibersihkan. Tidak disangka, dia mendekat, sambil mengusap-ngusap. "It's
Okay Bu Vera, it's okay. Kotor sebentar yaa, nanti habis pulang dicuci dan
dibersihkan"...
#Cerita dua
Naptime, waktunya tidur siang, istirahat. Maka,
tugas mendampingi anak sudah beralih, dari educator ke nursery. Namun,
rupanya kelekatan memegang peran penting, dia sering menolak, dan meminta educator tetap menemani hingga lelap
tidurnya. "Bu Ayu sama Bu Vera mau pergi? Nanti aku nangis loh kalau
ditinggal. Aku kan merasa sendirian. Nggak kasian sama aku?"
#Cerita tiga
Hujan deras. Aku sudah siap mengenakan
jaket, merapikan barang-barang, dan menggendong tas. Berkali-kali kutengok
jendela, berharap turunnya air sedikit mereda. Dia datang dengan senyum
menggemaskan "Hihi, Bu Ayu kasian. Nanti bareng aku aja. Pake mobil
ayah. Nanti di rumah aku pinjemin buku loh, bukunya banyak"
Nggak ada yang penting ya ceritanya?
hehe
Eh ada, intinya aku pengin bilang, rasa
empati pada anak itu bisa dibentuk dan bisa diasah sejak sedini mungkin. Jangan
ragu, ajarkan padanya :)
Dan nama dia sesungguhnya, Anaya. Kamu bisa tebak dia yang mana? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar