Follow Us @whanifalkirom

Jumat, 28 November 2014

POSITIVE PARENTING # 1 # Dasar-Dasar Positive Parenting

03.49 0 Comments


Judul Buku      : Positive Parenting
Pengarang        : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit           : Mizania
Tahun Terbit    : Cetakan 1, Oktober 2010
Tempat Terbit  : Bandung
Tebal Buku      : 265 Halaman




Dan Tuhanmu agungkanlah!
Rasulullah saw berpesan pada hari - hari terakhir jelang kematiannya “…..Sesungguhnya, kaum mukmin itu bersaudara. Tidak boleh ditumpahkan darahnya. Tuhan kalian satu. Bapak kalian semuanya Adam dan Adam dari tanah. Sesungguhnya, yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling takwa. Tidak ada kelebihan orang Arab di atas orang asing kecuali karena takwanya”.
Sampaikanlah pesan Rasulullah itu kepada anak-anak kita, niscaya ia akan tumbuh dengan percaya diri, jiwa yang besar, konsep diri yang baik, pikiran yang terbuka, serta dada yang lapang. Sebab, ia memahami bahwa pembeda manusia hanyalah takwanya. Sehingga, akan ada ikatan kasih sayang dan cinta diantara mereka, yang landasannya adalah iman. Sekali lagi, sampaikan pesan Rasulullah, dan siapkan generasi - generasi yang meninggikan kalimat Allah, bukan meninggikan diri dengan kalimat Allah.

Semoga Doa-Doa Mereka Membumbung Tinggi
            Hanya tiga hal yang dapat seseorang harapkan setelah kematiannya, Ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan anak-anak shaleh yang mendoakan. Iya, perdengarkanlah mereka pengharapanmu kepada Allah, sehingga mereka dapat merasakan bahwa hanya kepada Allahlah kita meminta. Didiklah mereka untuk menjadi shalih-shalihah, karena doa yang terlantun, harus dibersamai dengan keshalihan. Jika itu dunia yang melatari sebuah doa, pastikan sertakan niat karena Allah didalamnya.

Membangkitkan Semangat Anak
            Orang – orang besar tidak dilahirkan. Mereka ditempa, diukir, dan dipersiapkan oleh pendidikan yang baik. Ajaklah anak untuk melihat sebuah kekuatan besar dibalik sebuah kelemahan. Berilah mereka cerita yang menginspirasi, dengan sungguh-sungguh, dan dengan sepenuh hati sembari berharap turunnya hidayah untuk mereka.

Belajar Dari Masa Kecil
            Masa kecil, masa -yang seharusnya- seorang anak bersungguh-sungguh mencari ilmu, sekurangnya yang menjadi bekal dasar kehidupan mereka. Namun sayangnya, saat ini, ditengah semaraknya kemajuan teknologi, tradisi keilmuan justru hilang. Anak-anak disibukkan dengan televisi, dengan gadget, dan lain sebagainya. Ya, untuk para orang tua, jangan lewatkan masa emas anak begitu saja, tanpa belajar agama.

Pada Mulanya Adalah Membaca
            Awalnya, adalah membaca. Anak-anak akan mempunyai ketrampilan, kemampuan, dan ketajaman mencerna isi bacaan. Kemampuan berpikir mereka lebih matang dan tertata. Mereka juga akan mengembangkan kemampuan menimbang dan menilai apa yang mereka serap dengan lebih baik. Untuk itulah, kegemaran membaca pastikan iringi dengan penanaman nilai yang baik pada mereka. Yuk, biasakan anak-anak membaca, bacaan yang bergizi..

50 Tahun Mendatang Anak Kita…
Semoga, mereka sudah tersebar di seluruh dunia. Mereka gigih merebut dunia bukan karena gila harta, melainkan karena mereka ingin menjadikan setiap detik kehidupannya untuk menolong agama Allah. Mereka gigih bekerja, dengan harap setiap tetes keringatnya menjadi pembuka jalan ke surga.  Tetapi, ingatlah, 50 tahun mendatang anak kita, hari inilah menentukannya !!

Matinya Perjuangan
            Agar perjuangan tidak mati, atau terhenti justru oleh anak-anak kita sendiri, didiklah mereka sesuai dengan perubahan zaman namun tidak melupakan prinsip.

Ajarkan Jihad Sejak Dini
Tanamkanlah kepada mereka pemahaman tentang jhad secara utuh, bukan tentang jihad yang benar atau jihad yang salah. Mengajarkan jihad berarti menumbuhkan kepada mereka harga diri dan kepercayaan diri sebagai orang yang beragama. Mereka belajar memiliki rasa tanggung jawab.

Merusak Tetapi Dicintai
            Televisi. Ada benarnya jika ada yang mengatakan bahwa televisi kini sudah menjadi “The First God (Tuhan Pertama)”. Karena pada kenyataannya, meskipun televisi menimbulkan dampak yang sangat buruk untuk anak, para orangtua tak dapat lepas dari menatap layar kaca. Jadi, untuk orangtua, siapkanlah untuk mematikan televisi di rumah juga mematikan televisi di hati kita. Artinya, kurangi antusiasme untuk membicarakan acara-acara atau bintang-bintang di televise. Meskipun bukan hal yang buruk, sekali waktu menikmati tayangan televis yangbagus, bersama seluruh anggota keluarga.

Berseteru Karena Cemburu
            Rencanakankalah kelahiran anak dengan baik. Satu-Dua-Tiga-dst. Sudah pasti anak kita akan mempunyai seorang adik, dan kita akan lebih banyak waktu mengurusnya. Cermati sikap awal kita, jangan merasa seolah-olah kita direpoti oleh anak. Berilah mereka perhatian, ajarkan mandiri, libatkan dalam menjaga adik, supaya tidak ada kecemburuan diantara mereka.

Dua Anak Cukup!
            Dua anak cukup. Tiga anak lebih dari cukup. Empat anak? Baik. Lima anak, baik sekali. Enam ke atas, istimewa. Berapa kita memutuskan punya anak, periksalah niat kita! Jika, siap membesarkan banyak anak, insyaAllah mereka akan tumbuh sebagai manusia yang berjiwa besar, berkarakter kuat, dan memiliki mental yang kukuh. Tidak ada yang berat pun tidak ada yang repot. Selama niat dan persiapan kita tepat.
To be Continued….
***
            Tulisan di atas merupakan ulasan secara garis besar buku (121 hlm dari 265 hlm) berjudul Positive Parenting karya Fauzil Adhim. Seperti yang tertulis pada kolom komentar pembaca, saya sangat setuju bahwa buku ini menyajikan nilai-nilai islami yang sangat dalam, mengajak orangtua untuk memberikan hati dan cintanya kepada anak-anak mereka. Memberi kesadaran bahwa pondasi utama untuk mendidik anak adalah iman. Dimana hal itu diwujudkan pada mereka, anak-anak, yang selalu meninggikan kalimat Allah dalam setiap hal.
            Penggunaan kalimat yang mudah dipahami, dengan gaya sastra khas penulisnya, sangat baik untuk dijadikan salah satu sumber referensi dan pengetahuan orangtua dalam mengasuh anak. Meskipun menurut saya, dalam beberapa sub-tema kurang begitu sesuai dengan judulnya. Yuk, para orangtua, atau calon orangtua, siapkanlah bekal mendidik dan mengasuh anak, sebanyak-banyaknya…


Kamis, 27 November 2014

Terima Kasih

21.44 0 Comments
“Kita telah, sedang, dan akan menjalani takdir terbaik yang menjadi ketetapannya. Istiqomahlah. Semoga Allah selalu memudahkan urusan kita”.

#Sebuah pesan singkat, penutup keluhku sore tadi. Terima kasih Ibu Rachmy. Atas perhatian, pengertian, dan jawaban-jawaban yang membuatku ingin menitikkan air mata…

Sabtu, 22 November 2014

Kepada Putra-Putrimu... #2

04.25 0 Comments
#Menuntut ilmu adalah kewajiban sejak masih berada di dalam kandungan hingga liang lahat.

#Karena anak-anak belum bisa mencari ilmu sendiri, itulah menjadi kewajiban orangtua untuk memberikan informasi

#Yang harus selalu diperhatikan adalah AKHLAknya, karena anak akan tumbuh dewasa sesuai dengan kebiasaan yang disuguhkan oleh sang pendidik di masa kecil

#Pupuklah kebiasaan untuk menumbuhkembangkan rasa cinta kepada hal-hal yang baik, serta kemauan untuk merealisasikan dan mempraktekkannya

#Susah memang. Untuk itu, dalam membinanya sesuaikan dengan bakat-bakat / potensi yang terpendam, sehingga anak tidak terbebani.


#Beri dorongan dan semangat untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan bakatnya, selagi hal tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.

#Tapi ingatlah, anak-anak tetaplah manusia yang punya naluri baik dan buruk. Orangtua yang cerdas akan mengambil sisi manfaat dari segi-segi negatif yang ada dalam diri anak tersebut.

#Ingatlah juga, anak-anak akan mendewasa sesuai dengan fase perkembangannya.

#Ribet ya? #Tidak Kok

#Pokoknya, ikuti saja Rasulullah., teladan terbaik kita, termasuk dalam hal memberikan pendidikan kepada putra-putri nya dalam rumah tangga.

#Rasulullah benar-benar memahami tuntutan dan kebutuhan yang ada pada diri seorang anak.

#Nah, yuk kenali, Apa saja kebutuhan mereka?
To Be Continued…



Kamis, 20 November 2014

Kepada Putra-Putrimu... #1

10.15 0 Comments
#Sebelum berbicara tentang bagaimana mendidik anak pada putra-putri kita, ada beberapa hal yang terlebih dahulu perlu dibicarakan.

#Adalah persiapan pernikahan, yang menjadi fondasi dalam berumah tangga.

#Tentang menjadi pribadi yang baik (juga sebagai calon suami/istri sekaligus orangtua yang baik).

#Tentang memilih pasangan yang shalih / shalihah, dari keturunan baik-baik, serta kuat agamanya.

#Karena anak, sangat dipengaruhi orangtuanya (seperti perlakuan, didikan juga prinsip yang diwariskannya-bahkan sejak sebelum ia dilahirkan).

#Adalah perlakuan orangtua (terlebih lagi ibu) terhadap anak yang ada dalam kandungannya

#Tentang menjaga kesehatan, menyeimbangkan gizi makanan, supaya janin di dalam perut tumbuh sehat.

#Tentang keikhlasan, kesabaran, dan kasih sayang yang diberikan pada janin selama mengandung

#Tentang doa-doa yang selalu dipanjatkan, pengenalan ibadah yang dibiasakan

#Adalah perlakuan orangtua terhadap anak yang baru saja dilahirkan

#Tentang pemberian nama yang baik, tentang pemberian kasih sayang yang tulus.

#Ya, anak lahir dalam keadaan fitrah, orangtualah yang mewarnainya :D

To Be Continued…