Follow Us @whanifalkirom

Rabu, 29 Maret 2017

19.48 0 Comments
Jama’ah shalat telah berakhir. Satu persatu dari mereka keluar melangkahkan kaki meninggalkan masjid. Menyisakan beberapa yang datang belakangan, silih bergantian.

Satu perempuan belia, berjilbab abu-abu, dengan keramahan dalam tawanya. Bangkit berdiri mengambil mukena-mukena yang berantakan, dirapikan satu-satu, digantung dalam lemari, dan dilipat rapi sisanya.

Beliau. Aku tak mengenalnya, tapi darinya aku belajar, bahwa kesempatan berbuat baik itu, dimanapun kita berada.

Hanya saja –Akankah kau ambil kesempatan itu? Atau kau lewatkan begitu saja?
Source : Pixabay.com



Sabtu, 11 Maret 2017

Boleh?

11.17 0 Comments
Boleh mengeluh. Boleh merajuk. Boleh manja. Boleh merengek meminta. Boleh alay bin lebay. Boleh bercanda. Boleh cemberut. Boleh bermasam muka. Boleh? Boleh-boleh saja, selama sesuai proporsinya -_- Jadilah dewasa, bersikap sewajarnya -_-

Kamis, 09 Maret 2017

Mengeja Semangat

06.10 0 Comments
Ada saatnya, kau seperti dedaun kering, yang tinggal menunggu angin untuk membuatmu terjatuh :)
Ada saatnya, kau tak ada beda dengan kaca yang rentan sekali meretak :)
Ada saatnya, kau sama dengan sebatang lidi yang mudah sekali patah :)

Sebetapa menakutkannya itu, tolong, hadapilah dengan keberanianmu yang penuh tekad :)
Seberapa keras hempasan itu, tolong, bertahanlah dengan kakimu yang berpijak erat :)
Sebetapa beratnya itu, tolong, pikullah dengan pundakmu yang kuat :)

Sungguh, ada bersamamu sahabat-sahabat yang ringan pundaknya untuk kau bagi beban :)
Sungguh, ada bersamamu cerita bahagia yang menantimu di masa depan :)

Tak mengapa, besar kesanggupan selalu melebihi masalah yang digenggamnya :)
Tak mengapa, kemudahan selalu ikut serta di setiap kesulitannya :)

Usahlah kau menyesali, setiap fase perjalanan yang sudah terukir :)
Usahlah kau berpikir, bahwa ini adalah akhir :)
Kau Perlu, Menyayangi Dirimu :)
-----
Barangkali, perjuangan masih akan dan terus berulang hingga tiba di penghujung usia :)
Kecil-besar dan Ringan-beratnya, apapun itu, mari kita lakukan bersama :)
Semoga kelak, menjadi sejarah yang layak terkenang. manis. itu saja :)

#Edisisadardiribetapalemahdanbanyaksalah#
#memotivasi#gonnabeok#hopeeverythingwillbebettersoon#neveralone#

Selasa, 07 Maret 2017

SESEKALI

07.30 0 Comments

Sesekali, tinggalkanlah negeri hai belia bestari, agar kau tahu betapa luasnya bumi, alangkah agung ciptaan Ilahi, betapa beragam manusia ini.

Sesekali, susurilah jalan-jalan sepi, jadilah asing dalam ramai negeri-negeri, jadilah bukan sesiapa kecuali makhluq yang amat berhajat padaNya.

Dalam perjalanan kau kan dicekam keterasingan, dihantui kesunyian. Tetapi di situ kau kan rasa, betapa Dia Penyerta nan setia, selalu mengawasi lagi mendengar doa.

Sesekali, seperti di kebun anggur ‘Utbah serta Syaibah sebakda Thaif yang mengusir gusah, berbisiklah pada Rabb semesta, “Sungguh aku adukan padaMu lemahnya kekuatanku dan sedikitnya daya upayaku.”

Sesekali, jadikan hidup seperti Musa yang dari Mesir ke Madyan dia berlari. Dalam lelah letih lapar terkapar, masih sanggup dia tawarkan bantuan pada dua ukhti. Lalu berserah diri hingga segala karunia menghampiri.

Sesekali, goda-goda akan terjadi seperti Yusuf yang terbuang lalu terbeli. Gelora syahwat merayu-dayu tapi kita memilih lari. Bahkan nikmatnya dosa kalah dari jeruji, hingga tiba kesempatan berbakti.

Maka dalam safarmu, ilmu membanjir selaut biru, pemahamanmu berpijar bagai ledakan bintang berribu-ribu, hidupmu tak henti membaru.

Sesekali… Amat berarti.

Minggu, 05 Maret 2017

KENCAN TERAKHIR*

20.06 1 Comments
"Kalau mengutip ucapan seorang teman, katanya hatinya terbelah-belah. Tapi kalau perasaanku sekarang sedang teriris-iris". Kataku, dengan tangan yang sedikit mengepal .
"Aku terkoyak-koyak Mbak". Imbuhnya
"Aku tersayat-sayat wiiiis". Satunya santai menimpali, dengan senyum. Manis.
Obrolan tanpa tema di suatu sore, diantara kelabu yang kian menebal di atas langit sana, sebelum akhirnya hujan itu luruh, deras. Obrolan yang begitu saja terjadi, saat satu diantara kami bertiga, tinggal menghitung hari untuk menjadi 'genap'.
***
"Mbak itu beneran? (Beneran teriri-iris maksudnya)". Tanyanya, dengan tatapan heran
"Iyaa. Bener. Pokoknya aku sakit hati". Sahutku, dengan ketus
"Aku megerti. Aku juga pernah merasakan kok…".  Sambung satunya, dengan senyum, lagi.
Entahlah, sulit mendefinisikan perasaan perempuan lajang yang hendak ditinggal orang-orang terdekatnya menikah. Bahagia, tapi sesak dalam dada.
***
"Janjimu banyak yang belum tertunaikan". Kataku
"Huuuaaa, apa semuanya?". Jawab satunya, menghela
"Ke masjid Klaten. Kencan di masjid saat maghrib tiba, hingga isya'.  Jadi panitia kalau aku yang nikah, dan banyak lagi". Aku memperjelas
"Aku belum ikhlas sampai kelak kau mencoba merayu suamimu untuk kemudian bertemu mesra menunaikan janji itu (-Meskipun aku tahu, rayuan itu tak kan berbuah hasil, meskipun juga jika berhasil justru aku harus berencana membatalkan-)" Tambahku
Terkadang, ada banyak lagi hal-hal tidak penting menjadi penting untuk tersampaikan. Meskipun sebenarnya, kesemua itu hanyalah bagian dari ugkapan untuk tidak ingin kehilangan.
***
Aku menulis sembari tergugu. Hari ini mungkin menjadi kencan terakhir kita, sebelum statusmu berubah, dan peranmu bertambah. Kamu tentu menyadari bukan? sepanjang hari aku menggerutu tentang pernikahanmu, bukan karena benci, justru sebaliknya, karena kita terikat cinta #ehciiee

Menulis ini sambil mendadak sedu. Tetiba Flashback dalam suasana ramadhan tahun lalu, suatu waktu dalam remang senja di taman masjid kampus UGM, duduk berdua menunggu adzan tiba, menatap hidangan nasi berbungkus kertas coklat itu, berbisik kecil menatap lalu lalang orang-orang, kemudian kita mengudarakan do'a-do'a… #Tidak lagi untuk ramadhan beberapa bulan lagi, sosok disamping kita adalah orang yang berbeda~
to be continued…
~Menunggu halalmu tiba~

*Judul atas request tokoh utama dari catatan ini, diambil dari kisah nyata. heheheh