Follow Us @whanifalkirom

Minggu, 05 Maret 2017

KENCAN TERAKHIR*

"Kalau mengutip ucapan seorang teman, katanya hatinya terbelah-belah. Tapi kalau perasaanku sekarang sedang teriris-iris". Kataku, dengan tangan yang sedikit mengepal .
"Aku terkoyak-koyak Mbak". Imbuhnya
"Aku tersayat-sayat wiiiis". Satunya santai menimpali, dengan senyum. Manis.
Obrolan tanpa tema di suatu sore, diantara kelabu yang kian menebal di atas langit sana, sebelum akhirnya hujan itu luruh, deras. Obrolan yang begitu saja terjadi, saat satu diantara kami bertiga, tinggal menghitung hari untuk menjadi 'genap'.
***
"Mbak itu beneran? (Beneran teriri-iris maksudnya)". Tanyanya, dengan tatapan heran
"Iyaa. Bener. Pokoknya aku sakit hati". Sahutku, dengan ketus
"Aku megerti. Aku juga pernah merasakan kok…".  Sambung satunya, dengan senyum, lagi.
Entahlah, sulit mendefinisikan perasaan perempuan lajang yang hendak ditinggal orang-orang terdekatnya menikah. Bahagia, tapi sesak dalam dada.
***
"Janjimu banyak yang belum tertunaikan". Kataku
"Huuuaaa, apa semuanya?". Jawab satunya, menghela
"Ke masjid Klaten. Kencan di masjid saat maghrib tiba, hingga isya'.  Jadi panitia kalau aku yang nikah, dan banyak lagi". Aku memperjelas
"Aku belum ikhlas sampai kelak kau mencoba merayu suamimu untuk kemudian bertemu mesra menunaikan janji itu (-Meskipun aku tahu, rayuan itu tak kan berbuah hasil, meskipun juga jika berhasil justru aku harus berencana membatalkan-)" Tambahku
Terkadang, ada banyak lagi hal-hal tidak penting menjadi penting untuk tersampaikan. Meskipun sebenarnya, kesemua itu hanyalah bagian dari ugkapan untuk tidak ingin kehilangan.
***
Aku menulis sembari tergugu. Hari ini mungkin menjadi kencan terakhir kita, sebelum statusmu berubah, dan peranmu bertambah. Kamu tentu menyadari bukan? sepanjang hari aku menggerutu tentang pernikahanmu, bukan karena benci, justru sebaliknya, karena kita terikat cinta #ehciiee

Menulis ini sambil mendadak sedu. Tetiba Flashback dalam suasana ramadhan tahun lalu, suatu waktu dalam remang senja di taman masjid kampus UGM, duduk berdua menunggu adzan tiba, menatap hidangan nasi berbungkus kertas coklat itu, berbisik kecil menatap lalu lalang orang-orang, kemudian kita mengudarakan do'a-do'a… #Tidak lagi untuk ramadhan beberapa bulan lagi, sosok disamping kita adalah orang yang berbeda~
to be continued…
~Menunggu halalmu tiba~

*Judul atas request tokoh utama dari catatan ini, diambil dari kisah nyata. heheheh


1 komentar: