Sesekali, tinggalkanlah negeri hai belia bestari, agar kau tahu
betapa luasnya bumi, alangkah agung ciptaan Ilahi, betapa beragam manusia ini.
Sesekali, susurilah jalan-jalan sepi, jadilah asing dalam ramai
negeri-negeri, jadilah bukan sesiapa kecuali makhluq yang amat berhajat padaNya.
Dalam perjalanan kau kan dicekam keterasingan, dihantui
kesunyian. Tetapi di situ kau kan rasa, betapa Dia Penyerta nan setia, selalu
mengawasi lagi mendengar doa.
Sesekali, seperti di kebun anggur ‘Utbah serta Syaibah sebakda
Thaif yang mengusir gusah, berbisiklah pada Rabb semesta, “Sungguh aku adukan
padaMu lemahnya kekuatanku dan sedikitnya daya upayaku.”
Sesekali, jadikan hidup seperti Musa yang dari Mesir ke Madyan
dia berlari. Dalam lelah letih lapar terkapar, masih sanggup dia tawarkan
bantuan pada dua ukhti. Lalu berserah diri hingga segala karunia menghampiri.
Sesekali, goda-goda akan terjadi seperti Yusuf yang terbuang
lalu terbeli. Gelora syahwat merayu-dayu tapi kita memilih lari. Bahkan
nikmatnya dosa kalah dari jeruji, hingga tiba kesempatan berbakti.
Maka dalam safarmu, ilmu membanjir selaut biru, pemahamanmu
berpijar bagai ledakan bintang berribu-ribu, hidupmu tak henti membaru.
Sesekali… Amat berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar