Momentum Ramadhan
(Inspired by
Ust. Ridwan Hamidi, Lc. MA dalam ceramah tarawih Masjid Mujahidin UNY)
Ramadhan dalam perspektif
ulama, dibahasakan dengan ungkapan fursoh / kesempatan / momentum langka. Jadi,
akan sangat rugi jika amalan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan biasa-biasa
saja. Padahal, ada peluang pahala sebanyak-banyaknya yang bisa kita raih.
Ada sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Abu Daud, terkait salah satu kesempatan
di hari Jum’at “Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at, kemudian bersegera
datang ke masjid, dan mendekati imam, dan menyimak apa yang khotib sampaikan, serta
tidak melakukan hal yang membuat lalai, satu langkahnya sepadan dengan shalat
dan puasa satu tahun”. Bayangkan saja, apabila seorang laki-laki
menjalankan apa yang disampaikan oleh hadits di atas. Jika jarak rumahnya dengan
masjid adalah sebanyak dua ratus langkah, maka ia akan mendapat pahala puasa
dan shalat selama dua ratus tahun. Itu adalah contoh orang yang pandai
memanfaatkan momentum.
“Umur umatku antara 60-70
tahun, dan sangat sedikit yang melampaui batas tersebut”, (HR. At
Tirmidzi). Sebagai umat terakhir, umat Nabi Muhammad saw dikaruniai usia yang
paling pendek daripada umat-umat sebelumnya. Akan tetapi, ia mempunyai peluang untuk masuk surga pertama
kali. Siapa? Yaitu, orang-orang yang pandai menggunakan momentum, yaitu
memanfaatkan peluang amal dengan pahala besar.
Adapun contoh momentum di bulan
Ramadhan adalah:
Tarawih “Barang siapa yang ikut shalat tarawih
berjamaah bersama imam sampai selesai maka untuknya dicatat seperti shalat
semalam penuh”. (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
Memberi makan orang berbuka puasa
“Barangsiapa memberi makanan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa, maka
baginya pahala senilai pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang
yang berpuasa sedikitpun”. (HR Tirmidzi dan An Nasa’i)
Sedekah “Sedekah paling utama
adalah sedekah di bulan Ramadhan”. (HR Tirmidzi)
Beberapa hal di atas hanyalah sebagai
contoh beberapa peluang ibadah yang bisa dilakukan di bulan Ramadhan. Tentu
saja, disamping bulan Ramadhan memang merupakan bulan yang utama dan mulia,
bulan syahrul Qur’an, bulan syahrun Mubarak, bulan maghfiroh, bulan pembebasan
dari api neraka, bulan yang didalamnya terdapat malam lailatul qadar, malam
yang lebih baik dari seribu bulan.
So, kesimpulan, apabila
disediakan ladang amal di hadapan kita, sekecil apapun, ambillah…. Karena,
sekali ditunda belum tentu akan terbuka di waktu berikutnya. Semoga kita
termasuk orang yang bisa memanfaatkan momentum, serta mendapat kemuliaan dan
berkah Ramadhan J Aamiin