Lama-lama, aku kesal dengan Bhaga
dan Gadis, kisah romantisnya menyulut kebaperan tingkat tinggi. Awalnya aku
benci dinding kuning itu, apa-apaan isinya dewasa semua. Tidak setelah aku
kenal Bhaga dan Gadis, “enggak juga” masih ada yang bagus. Jiwa pecinta
novelnya masih ada nih, nggak ada waktu aja buat ke toko buku baca novel. Nggak
kepikir juga buat beli, sayang uang. Toh novel-novel koleksi lama yang
berpuluh-puluh itu tinggal sisa beberapa yang nangkring di rak buku. Selebihnya,
dipinjam, entah siapa, kapan, dan dimana.
Terus apa maksudnya Nif? Curhat?
Haha, ya gitu sih. Akhir-akhir ini
sebenarnya banyak sekali nulis. Memang curhat semua. Efek kesepian (nah kan).
Tapi nahan diri, disimpan aja, malu-maluin. Dan sekarang, nemu novel-novel seru
di wp (hasil rekomend reader lain), akhirnya aku kebawa alur. Penasaran
banget. Ikut deg-degan. Dan sepenasaran-penasarannya kisah dalam fiksi, lebih
penasaran dengan kisah sendiri donk. Seperempat abad nih. Tapi tenaaang, tetap calm
nggak ngikut berjuang pake pacaran ala-ala novel tadi.
“Terus gimana donk?” “Mau
dibawa kemana kisahmu?” -kisahku masih lebur
dalam do’a- ☺
#abaikan#nggakpentingsihmemang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar