Sekarang aku tahu, kenapa aku tak perlu menanyakan “Apakah
aku cantik?”
Tanya teman, kalau dijawab jujur bikin sakit. Kalau
jawab bohongpun tahu itu “fitnah”, sama saja sakit. Wkwk
Tanya Bapak, masih ingat kan? Dijawab “cantik”
memang, tapi berujung pada cantik hitam legam mirip pantat panci… :P
Kemarin sedang mencoba keberuntungan tanya si mamak,
tentu saja dijawab cantik juga donk (ayu wis ayu ayu ayu lah, nah ini pokoknya
nadanya ga enak banget, ketahuan udah capek jawabnya). Dan, ini sama kayak
Bapak, ada ujungnya. Bedanya, ujung kali ini disuruh cepat-cepat nikah (Padahal
apa coba hubungannya). Kan? Menyesal aku bertanya. Enggak lagi-lagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar