Follow Us @whanifalkirom

Rabu, 24 Januari 2018

Seseorang berkata “Sebenarnya aku asing dengan semua rutinitas disini”. Aku menjawab “Begitu juga denganku”. Mungkin, keadaan yang sama menjadikan lebih terbuka bukan? Ia melanjutkan “Kenapa setiap pagi harus membaca yaasiin, bukan yang lain?” Aku menjawab “Sama sejujurnya aku juga tak mengerti, tapi aku hanya modal yakin yaasiin adalah surat dalam Al Qur’an, membacanya adalah sebuah kebaikan”. Jelas-jelas jawaban orang bodoh dan dangkal ilmu sih.
Masalah-masalah perbedaan dalam menjalankan rutinitas keagamaan memang tak pernah habis masa. Sebagai orang yang ‘ngikut sana-sini selama saya rasa masih oke-oke saja’ rasanya malu yaa tak tahu menahu asal sebab muasalnya begini dan begitu. Kita memang sekehendak memilih, tapi tentu memilih dengan dasar bukan? 
Baiklah, ketika aku melihatnya keukeuh dengan Al-Ma’tsuratnya disaat yang lain membaca Yaasiin, aku lebih memilih ikut membaca yaasiin (dengan tetap membaca al-ma’tsurat di lain waktu-kalau sempet :P). Ini bukan soal ‘perbedaannya’ (toh perbedaan mah nggakpapa, yang penting kan nggak saling menganggap diri paling benar dan menyalahkan yang lain), tapi sebagai evaluasi dengan begini aku rasa harus banyak menimba. Supaya, kelak nanti, jika dipertemukan dengan banyak hal lain yang semakin berbeda, semakin arif pula dalam menyikapinya J Tujuan akhir kita sama bukan? -_-
#Akhirnya tanya juga sih sama sahabat dekat yang  santri bangets, dijelaskan banyak hal, termasuk tentang Surat Yaasin yang merupakan hatinya Al Qur’an. Terimakasih J J
#Jadi inget lagu “Sentuhlah dia tepat di hatinya, dia kan jadi milikmu selamanya”… (Nah, mulailah…baper…sudah…stop)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar