Dulu, memicingkan mata pada suatu perilaku, ternyata kita sendiri di kemudian
hari yang berlaku begitu
Dulu enggan
sekali untuk melakukan ‘sesuatu’, hingga
berbalik mau tidak mau harus (atau bahkan malah menyukai) melakukan ‘sesuatu’ itu
Rasanya tidak
mungkin aku begini, atau sampai di sini, ternyata menjadi begini juga, atau
sampai di sini juga. Padahal “padahalnya” banyak
Rupanya, dalam
seluas-luasnya harapan seseorang, tetap kosongkanlah sebuah ruang yang kau
siapkan untuk ‘takdir’
Takdir yang harus
terdefinisikan maknanya, untukmu bersabar, atau bersyukur, dan kemudian menjadi
hikmah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar