“Apakah saya sudah selesai
dengan diri saya sendiri dan siap untuk menikah?”
Pertanyaan kontemplasi.
Mari kita renungi kembali.
Meski pertanyaan di atas lebih tepat untuk terjawab sebelum masa
pernikahan, tapi adalah hal yang baik untuk mempertanyakan kembali hal serupa
setelah kita menikah, bahkan mempunyai anak.
Usia pernikahan hanyalah angka. Pada nyatanya, hari-hari tetap
berisi penyesuaian dengan pasangan, juga anak-anak. Hari-hari tetap belajar
mengenali kebiasaan pasangan, pun anak-anak. Selalu butuh usaha besar untuk
saling menggenggam ego masing-masing, memberi ruang untuk saling memahami,
menerima, dan bertumbuh. Akan menjadi lebih sulit ketika masing-masing diri
kita masih membawa luka masa lalu, meski tak disadari.
Tenang. Tidak ada kata terlambat untuk mengusahakan hidup yang
lebih baik. Allah, sebegitu sayang terhadap makhluk ciptaanNya. Ia selalu beri
kesempatan memperbaiki atas masa lalu, tanpa penyesalan.
Mari,
Kembali belajar mengenal diri lebih baik,
Mengenali sebab bahagianya kita, kemudian melakukannya
Memilih sikap dengan penuh tanggungjawab ,
Memaafkan segala hal yang menyakitkan, tanpa perlu melupakan,
Terinspirasi dari lima lembar catatan dalam sebuah mahakarya, dengan sub-judul “Selesai dengan diri sendiri sebelum menjadi orang tua”. Selamat ulang tahun, untuk penulisnya 😊
#00 : 18
#Tengah malam waktu Jogja
#30 (+3 hari) usia Desi (yang semoga Allah bimbing selalu untuk
menjadi istri dan ibu sholihah, aamiin kan juga untuk yang nulis ini yaa dengan
doa yang sama)
#Terimakasih untuk tetap ada sapa, meski tak sesering dulu. Semoga di surga kita sering bertemu dan bertamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar