Sudah lama tidak iseng menulis,
tahu-tahu Rara sudah besar. Melihat foto-foto lama ketika baru
pertamakalinya dia lahir, terharu. Terimakasih yaa, selalu menjadi
teman ibuk kemana-mana.
Masih ingat persis awal tahu
hamilnya.
Waktu itu kakiku capek,
rasanya beraaaaat sekali menopang beban tubuh. Ah, mungkin saja itu hanyalah
akumulasi dari capek usai mudik Sumatra yang memakan waktu puluhan jam naik
bus. Perjalanan terjauh selama ini. Sempat satu hari ijin untuk tidak masuk
mengajar, periksa ke dokter, dan dibilang radang sendi pangkal paha. Wah. Minum
obat dari dokter sudah, berkurang, tapi tak seberapa. Menyadari bahwa aku juga
terlambat menstruasi, “Jangan-jangaaaan aku hamil”. “Tapi, tidak-tidak,
terlambat juga wajar kan kalau kondisi badan sedang capek”. Genap delapan hari
terlambat, daann memang garis dua. Alhamdulillah, senang sekali kala itu.
“Jika kamu merasa mual, lebih mudah capek, perut tidak enak, pusing, dan
keluhan lainnya. Selama kamu masih bisa tertawa, dan menahan itu semua, maka
itu wajar sewajarnya orang hamil. Kecuali kamu merasa sakit perut yang tak
tertahan hingga bahkan pendarahan, atau pusing yang diluar batas”. Kata
bidan tempatku periksa pertama kalinya. Jadi? Kehamilanku cenderung kubawa
santai, jarang sekali control (bahkan kalau orang bertanya usia atau ukuran
janin, aku tidak tahu), Tidak ada satupun obat / vitamin tambahan yang aku
minum. Aku masih kuat mengangkat benda-benda yang agak berat. Aku masih sering
minum es (yang kalau ibuku tahu pasti akan marah), dan banyak hal lainnya yang
mungkin bagi sebagian orang “pantangan”. Bagiku yang penting, tetap hati-hati,
jaga kesehatan, dan serahkan penjagaan sepenuhnya padaNya. Udah, itu saja.
Alhamdulillah.
Sekarang Rara sudah gede. Sudah
suka teriak-teriak. Sudah merangkak, dan akan semakin cepat langkahnya sambil
tertawa lepas kalau dikejar. Sudah bisa marah kalau barang yang dipegang
diambil. Suka nggak sabaran kalau makanan sudah terlihat tapi belum disuapin.
Suka sengaja membenturkan kepalanya sendiri pelan-pelan kalau nemu tembok. Sudah
pandai geleng-geleng, dan tepuk-tepuk. Sudah lincah berbalik arah kalau tetiba
denger openingnya video Nusa dan Rara. Sudah respon cepat kalau dipanggil. Suka menggenggam barang-barang kecil yang disukainya, sampe dibawa tidur. Takut sama boneka, takut sama
mainan cow yang bisa jalan sendiri,
takut sama ayahnya yang habis potong rambut. Dan tentu masih
banyak hal lain, yang kami, sebagai orangtua selalu belajar dari proses tumbuh
kembangnya. Terimakasih Rara
Yogyakarta, 18 Mei 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar