Follow Us @whanifalkirom

Senin, 03 Februari 2014

Pertanyaan Yang Tak Pernah Selesai

Jika belum seminar, “Kapan seminar?”
Setelah seminar, “Kapan munaqosyah?”
Setelah munaqosyah, “Kapan wisuda?”
Setelah wisuda, “Kerja dimana?”
Setelah kerja, “Kapan menikah?”
Setelah menikah, “Kapan punya anak?”
Kapan dan kapan lagi, seterusnya
(*Adopsi dari salah satu status teman di facebook, ijin yaa, Latif)

Ada apa sich dengan pertanyaan tadi? Mau tidak mau, pertanyaan itu pasti akan kita dengar (kecuali yang tidak masuk kriteria, misal : menikah saat masih kuliah. Kuliah sambil kerja. Dll). Wajar lah, karena seperti itulah alurnya jika proses hidup terjalani secara ‘normal’(kebanyakan orang). Ya, pertanyaan itu setidaknya mengingatkan kita untuk tetap tidak keluar dari jalur ‘normal’ tersebut.
Tiga pertanyaan pertama. Pertanyaan paling sensitif bagi mahasiswa tingkat akhir. Bahkan kalimat ‘jangan tanyakan skripsi’ tidak hanya diucapkan untuk menghindar agar orang berhenti bertanya, tapi juga mulai tertulis di bagian belakang kaos-kaos, tertulis di jejaring sosial, dan lain sebagainya. Meskipun sebagai candaan, tetapi tetap saja sama dengan keinginan hati yang sebenarnya. Namun begitu, pertanyaan ini cambuk lho! Bagaimana tidak? Karena urusan ini selebihnya bergantung pada diri kita sendiri. Siapa yang malas memulai, maka waktu berikutnyapun tetap enggan memulai. Siapa yang menunda mengerjakan, maka tentu saja selalu tertinggal di belakang. Nah, dengan ditanya, semoga segera ambil tindakan....

Pertanyaan berikutnya, silakan bagaimana kalian mau menanggapi, saya belum merasakannya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar