#Hidup Itu, terkadang
memaksa membuka mata pada beratnya yang masih memejam. Itulah mengapa, (lagi-lagi) kita mesti
belajar istiqomah meskipun susah pada mula.
#Hidup itu, terkadang
keengganan menjawab pertanyaan singkat, yang berderet kelanjutannya. Itulah
mengapa, kita mesti belajar untuk tak banyak mencampuri kepentingan orang lain
bilamana kita tak berikan manfaat apapun.
#Hidup itu, terkadang
satu kalimat nasehat menyakitkan, yang tak diharap ulangnya. Itulah mengapa,
kita mesti belajar meminta maaf, memilah kata dan menyelaraskan ekspresi
sebelum bertuah.
#Hidup itu, terkadang
tentang keharuan atas kemurahhatian seseorang, bantuan besar tetapi masih
berucap “Karena aku tak bisa bantu apa-apa”. Itulah mengapa, kita mesti
bersyukur, teruslah bermurah hati, dan membahagiakan orang lain
#Hidup itu, terkadang
menunggu. Iya menunggu. Itulah mengapa, kita mesti bersabar
#Hidup itu, terkadang
menahan keengganan yang sulit terucap. Memutuskan antara dua hal yang sama-sama
kurang baik. Itulah mengapa, kita mesti belajar memilih, menyampaikan alasan
dengan baik, bebarengan dengan keilmuan akhlaq yang mengakar.
#Hidup itu, tentang
terimakasih atas pemberian istimewa yang tak disangka. Itulah mengapa, kita
mesti belajar optimis, meyakini pemberian Allah Yang Maha Kaya.
#Hidup itu, terkadang
menspontankan sesuatu yang diragu, memeriksa hati untuk lebih lurus pada niat.
Itulah mengapa, kita mesti terus meredam hati, agar nafsu tetap terkendali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar