Lebih baik diam daripada bercanda berlebihan.
Aku suka orang yang bisa dengan
mudahnya bercanda. Karena, tidak semua mudah bisa lho, termasuk aku sendiri. Interaksi
lebih menyenangkan, topik pembicaraan lebih seru dan menarik, hubungan
emosional menjadi lebih dekat, dan so pasti moment kebersamaan itu menjadi
hidup alias tidak garing. Tapi, ingat ni, segala hal yang berlebihan akan
melahirkan sebuah keburukan.
Apa untungnya dari sebuah
canda? Oke, banyak hal udah disampaikan tadi. Bercanda sekali, dua kali, tiga
kali, empat kali, bagus lah. Tapi jika terlalu sering atau bahkan terus menerus
adalah sia-sia. Sungguh, akan lebih baik berbicara yang bermanfaat, bertukar
informasi sehat atau diamlaah.
Ya, bagi yang terbiasa dengan
bercanda, adalah wajar jika canda itu ‘bebas’ diekspresikan. Contoh sepele
dalam memanggil nama orang “Gendut” karena orang yang dipanggil badannya gede.
Atau “item” karena orang yang dipanggil kulitnya tidak putih. “Keriting” karena
orang yang dipanggil rambutnya keriting. Tapi, bagi yang kurang terbiasa justru
hal itu dapat menyinggung perasaan.
Di satu sisi, ada waktu dimana
seseorang yang diajak bercanda sedang tidak ingin bercanda. Sedang serius
melakukan sesuatu, suasana hati sedang kurang nyaman, atau sedang lelah. Seseorang
yang sedang berpenampilan baru atau melakukan sesuatu yang baru (niat : berubah
lebih baik) juga rentan menjadi bahan candaan. Padahal, mengajaknya bercanda
justru dapat menimbulkan emosi negatif. Tersinggung, jengkel, kesal, dan
kawan-kawannya.
Kalimat yang digunakan dalam
bercanda biasanya juga mengandung nilai negatif, entah itu julukan, ejek an,
juga memanfaatkan seseorang atau situasi untuk dijadikan candaan. Nah, setiap
kata-kata yang kita ucapkan, yang kita dengar, bukankah akan berpengaruh kepada
diri kita? Nah, lama-lama..............
Sekali, lagi, segala sesuatu
tidak baik jika berlebihan J
***
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Al Hujaraat : 11)
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (Al Baqarah : 15)
Jauhilah oleh kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah. (HR. Ibnu Majah)
Sesungguhnya banyak bercanda dapat menjatuhkan wibawa, menjauhkan diri dari hikmah, menimbulkan kedengkian, mengeraskan hati dan membuat banyak tertawa yang melalaikan diri dari mengingat Allah. (Syaikh Abdul Aziz)
To be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar