Sabtu sore, dua pekan yang lalu. Satu hari sebelumnya, saya
sudah memberi kabar ke orangtua besok saya akan pulang ke rumah, sekalian
perjalanan pulang dari menghadiri walimah rombongan sekolah di Kebumen. Waktu
benar-benar tidak sesuai dengan yang saya estimasikan, awalnya saya pikir maksimal
pukul tiga sudah berakhir acara, namun ternyata sudah hampir pukul lima sore
masih berada di lokasi. Awalnya ragu batal atau tetap pulang. Namun, karena
orangtua sudah kembali menanyakan, akhirnya saya tidak tega untuk tidak pulang.
Terimakasih kepada rombongan yang akhirnya lewat utara (tentu
memakan waktu lebih lama untuk sampai di Jogja karena jalanan padat dan susah
bagi bus besar untuk konstan melaju kencang). Lepas maghrib di Purworejo, tidak
ada bus ataupun kendaraan lain menuju jalan pertigaan persimpangan rumah
(tempat mas biasa menjemput). Penjual sate di sekitar lokasi saya menunggu
kepastian tersebut (hehehe), berbaik hati menelfonkan sopir bus yang biasa
berangkat paling terakhir (dan ternyata tidak jalan hari itu). Penjual sate itu
pun memanggilkan salah seorang ojek dadakan (karena profesi sebenarnya bukan
ojek) yang kemudian mengantarkan saya.
Perjalanan lancar, Alhamdulillah. Penampilan si Bapak itu
“serem” sih, dengan rambut panjang dan ikalnya mengenakan blangkon, bercelana
pendek, dan kaos oblong. Tapi, ramah. Beliau mengatakankan
“Kalau butuh bantuan jangan sungkan-sungkan Mbak, saya selalu ada disana (dijelaskan
pula tempat detailnya dimana beliau bisa dicari)”. Bahkan beliau meminta maaf
kalau ada yang tidak nyaman, lah lah nggak salah apa-apa.
Sebenernya cerita “ojek” ini tidak terjadi kalau tidak ada
miskom dengan kakak saya. Kakak saya memang sudah hendak menjemput di
Purworejo, dan saya baru ngeh beberapa menit setelah turun dari ojek. Baiklah,
tak mengapa ❤
Tidak ada komentar:
Posting Komentar