Tanganku sedikit mengepal. Menyaksikan kursi-kursi bertumpuk
semakin meninggi. “Ya Allah, kursi buat
mainan lagi”, batinku. Penginnya marah, pake banget. Kalau perlu panggil
nama-namanya, nasehati dengan nada tinggi. Kalau nafsu diturutu sih.
Eits, hati berdialog
“Sabar Nif, sabar, namanya juga
anak-anak”
“Yuk ah, belajar
jadi ibu, yang bisa menegur dengan lembut si anak tanpa menyakiti”
“Ambil positifnya
donk Nif, ingat-ingat lagi, sama-sama bermain kursi. Dulu, diseret-seret,
hingga ruang kelas menggema. Ditarik-tarik ke belakang, sengaja dijatuhkan. Dan
sekarang lihatlah, mereka hanya saling menumpuk, dengan cara membawa yang sudah
berbeda, diangkat tanpa menimbulkan suara”
Iya, yaa. Aku tersenyum. Freetime after snack sudah usai. Aku melangkah
mendekat, “Kids, we are going to make something. Can you help
me to put back the chair please...”.
Sudah. Ndak jadi marah-marah. Alhamdulillah. Hehe
#gurupaudcurhat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar