Follow Us @whanifalkirom

Jumat, 24 Januari 2014

Mengapa "Berjama'ah?"


Adalah menjadi kewajiban seorang muslim untuk hidup dalam jamaah. Sebagaimana Allah berseru dalam firmanNya “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan yang makruf dan mencegah yang munkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Q.S Ali Imran : 104). Disinilah Allah mengajarkan kepada kita dengan sepotong kalimatNya “segolongan orang” yang berarti “segolongan umat” atau “segolongan jama’ah”. Ya, amar makruf nahi munkar merupakan kewajiban mutlak bagi setiap individu dalam sebuah jama’ah, individu umat.
Pastinya, ada banyak alasan mengapa Allah mewajibkan kita berjama’ah. Selalu ada makna kebaikan dibalik perintah yang Ia sampaikan. Untuk kita sebagai individu, untuk kita sebagai manusia sosial, untuk kita sebagai manusia beragama, sudah pasti untuk tegak kebenaran islam pastinya. Sebagai umat islam, tentu saja tidak lepas dari kehidupan Rasulullah saw. Sosok pribadi agung yang tiada hentinya harus kita teladani. Bagaimana kehidupan sehari-hari, pun bagaimana kehidupanya dalam mengemban dakwah.  Beliau yang selalu berjuang dari awal, bermula membina, mengukuhkan, juga memperkuat kelompok yang kelak turut serta bersatu dalam perjuangannya. Tanpa lelah terus menyeru, hingga Allah mempertemukan dengan sekelompok orang dari suku Aus dan Khazraj. Merekalah, yang akhirnya menjadi pejuang, dengan segenap tenaga membela dakwahnya. Demikianlah Rasulullah, melalui metode berjama’ah beliau berdakwah. Tidakkah kita layaknya mengikuti jejak beliau?
Ya, hidup dalam jama’ah adalah rahmat. Allah menegaskan melalui firmanNya “Dan jika Tuhanmu menghendaki niscaya Dia menjadikan manusia umat yang satu, akan tetapi mereka selalu berselisih. Kecuali orang yang dirahmati Tuhanmu, dan demikianlah Dia menciptakan mereka....” (Q.S Hud : 118 – 119). Hanya dengan rahmat dariNya lah manusia dilindungi dari perpecah belahan juga dilindungi dari sebuah perselisihan. Sederhana saja, bukankah sekedar hubungan yang kurang baik saja mendatangkan berbagai ketidaknyamanan, apalagi jika yang terjadi adalah perselisihan dimana-mana?
Dalam jama’ah, disanalah kebaikan terhimpun. Karena, persaudaraan yang hakiki, ada sebuah interaksi untuk saling mengingatkan antar sesamanya. Memahami baik, tolong menolong hanyalah dalam kebaikan dan ketakwaan. Mengerti sepenuhnya, hakekat ‘nahi munkar’ adalah dengan tidak membiarkan saudaranya terjerumus dalam perilaku yang tidak sesuai dengan aturan Al Qur’an dan sunnah rasulnya. Firman Allah dalam Q.S Ali Imran : 103 “Dan berpegang teguhlah kamu kalian kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah kepada kalian tatkala bermusuh-musuhan, maka Dia satukan hati-hati kalian hingga jadilah kalian bersaudara dengan nikmatNya dan kalian berada di tepi jurang api neraka lalu Dia menyelamatkan kalian darinya, demikianlah Allah menjelaskan kepada kalian ayat-ayatNya agar kalian mendapat petunjuk”.
Dalam jama’ah, disanalah pertolongan Allah tiada diragukan. Jelas sekali Allah memberikan aturan main kepada umat manusia “Jika kalian menolong agama Allah, maka dia akan menolong kalian dan mengokohkan pendirian kalian” (Q.S Muhammad : 7). “Dan janganlah kalian berselisih, maka kalian akan gagal dan akan lenyap kekuatan kalian” (Q.S Al Anfal : 46). Itulah salah satu bukti sebuah keadilan, ada balasan baik atas amalan baik. Begitu juga, sebaliknya. Semoga kita menjadi salah satu diantara sekian yang istiqomah membela agamanya. Aamiin.
Dalam jama’ah, disanalah terbangun pagar kokoh yang melindungi kebenaran.  Dalam sebuah hadits dikatakan “Sesungguhnya Allah menjamin umatku bersepakat / berjama’ah dari kesesatan”. Juga dalam jama’ah, disanalah kekuatan berpadu menjadi kemenangan. Banyak sekali peng-ibaratan yang kita tahu, sapu lidi jika tiap tangkai kita lepaskan, lantas kita patahkan, mudah sekali. Namun, tidak lagi mudah begitu kita satukan dalam satu genggaman. Pepohonan, bahkan tidak gentar dengan terpaan angin besar yang menumbangkan, karena tahu persis akarnya tumbuh kuat menghujam ke dalam, batangnya kokoh menyangga beban, pula daun dahannya justru memberi irama begitu angin berhembus dengan suara ributnya.
*Kurang lebihnya mungkin begitu. Dari beberapa sumber juga catatan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar