Follow Us @whanifalkirom

Sabtu, 06 Agustus 2016

Sajak Cinta

“Adakah sesuatu yang tak kau senangi?”
Ada.. Jatuh cinta sebelum waktunya
“Kenapa? Mencintai, dicintai itu fitrah manusia (The Fikr)”
Karena, bahkan harus berpikir seribu kali untuk sekedar tanya apa kabar
“Lalu?”
Tak ada. Istighfar saja kemudian
“Bersabarlah. Ada suatu waktu kau harus selalu memastikan dia baik-baik saja, tapi tidak sekarang”
Iya
“Kau merindukannya?”
Mungkin. Pada jarak-jarak yang tak mudah ditebak (ijonkmuhammad)
“Jika memang belum siap bersamanya, sampaikanlah perasaan itu pada angin saat menerpa wajah, pada tetes air hujan saat menatap keluar jendela, pada butir nasi saat menatap piring, pada cicak di langit-langit kamar saat sendirian dan tak tahan lagi hingga boleh jadi menangis. Dan jangan lupa, sampaikanlah pada Yang Maha Menyayangi, Semoga semua kehormatan perasaan itu dibalas dengan yang lebih baik (Tere Liye)”
Begitukah?
Orang-orang yang merindu, namun tetap menjaga kehormatan perasaannya, takut sekali berbuat dosa, memilih senyap, terus memperbaiki diri hingga waktu memberikan kabar baik, boleh jadi doa2nya menguntai tangga yang indah hingga ke langit. Kalaupun tidak dengan yang dirindukan, boleh jadi diganti yang lebih baik (Tere Liye)”
Perasaan ini membuatku takut
Cinta sejati itu kadangkala dekat dengan “takut”. Saat kita cemas jika cinta itu ternyata membawa keburukan, tidak-pantas, tidak sebanding, belum waktunya. Kemudian membuat kita melakukan refleksi, memikirkan banyak hal, untuk kemudian berusaha menjadi lebih baik, agar cinta itu menjadi pantas. Cinta sejati itu kadangkala dekat dengan “keraguan”. Saat kita maju-mundur, penuh tanda-tanya, gelisah, dan ragu-ragu. Kemudian membuat kita terus memperbaiki diri, mencari pegangan yang lebih kokoh, keyakinan, agar berani mengambil keputusan. Aduhai, cinta sejati itu kadangkala dekat dengan “pergi” hingga “melupakan”. Menyibukkan diri, membunuh semua kerinduan, menjaga jarak, menghindar dan sebagainya, hingga pergi jauh dalam artian sebenarnya. Kemudian terjadilah hal menakjubkan, saat jarak menjadi layu, waktu menjadi tiada berarti. Semua kembali ke titik semula saat berjodoh (Tere Liye).
Benarkah? Akankah ia kembali ke titik semula saat berjodoh?
“Percayalah, jodoh itu bukan masalah seberapa lama kau mengenalnya, seberapa akrab kau dengan orangtuanya, atau seberapa sering kau komunikasi dengannya. Tapi, seberapa yakin kau padaNya. Seberapa besar kepasrahan kau dengan takdirNya. Seberapa besar kau merayuNya. Seberapa semangat kau menyempurnakan ikhtiar mendapatkannya (Yusuf Mansur)”
Kesimpulannya?
“Kesimpulannya, kamu lebih baik tidur, sudah malam. Besok harus bangun pagi bukan?”
Ssssst, di luar sedang hujan
“Lantas?”
Mungkin aku sedang dekat dan bersua dengannya, dalam doa. Adakah yang lebih indah, selain doa-doa yang menyatu saat hujan deras?
“Baiklah, Semoga berkah dan bahagia di akhir cerita”
Aamiin
“Jangan lupa berterimakasih”
Pada siapa?”
“Hatimu dan hatinya. Karena telah menjaga dan bersedia bersabar. Bersabar terhadap perasaan yang sedang tumbuh, ingin sekali mekar, ingin sekali segera ranum. Akan tetapi masih percaya bahwa untuk menjadi mekar, perlu waktu (Kurniawan Gunadi)”


#Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu…..
#Untuk hati-hati dan para penanti yang sedang berusaha menjaga diri
#Yogyakarta, malam, hujan, dan doa :)

14 komentar:

  1. subhanallah.. sangat indah kata2nya.. smg qt bs seperti kata2 siatas han... trimkasih y han. salaingg mendoakan y han...

    BalasHapus
  2. bagus banget nif,,
    sangat menginspirasi.
    makasih banget ya..

    BalasHapus
  3. bagus banget nif,,
    sangat menginspirasi.
    makasih banget ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daaruull.. Aku nulis ini, sebelum banyak obrolan kita.. Jadi, mungkin kau udah lain rasa bacanya to? Hhe. Tapi gpp, semua bagian dari proses :) Hanya soal waktu unt kita belajar menjadi lebih bijak memahami hikmah dari sebuah 'perasaan' :) Baiklah, ttp dg doa yg sama yaa, semoga berkah dan bahagia di akhir cerita Ruull :) Pokoke happyendingfullbarakah. Aamii

      Hapus
  4. hmmmm
    ada apa gerangan hanif????.....
    tulisannya iya romantis, beda banget ma orang aslinya, kkkkkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wee.. Sajake kamu ngece aku.. -_- -_- hh

      Hapus
    2. sory, belom pernah liat kamu romantis cinta

      Hapus
    3. Kaya' kamu pernah aja :P (peace mbakbro). Itu namanya keren to yoo, romantisnya ga prematur :P hheh

      Hapus
    4. makanya jangan pernah kau obral hatimu dengan murahnya

      Hapus