Follow Us @whanifalkirom

Kamis, 19 Juli 2018

Tak Mengapa

Cicak – cicak di dinding, diam-diam berdzikir
Datang seekor nyamuk, hap, Alhamdulillah

Kau dengar Nak, bahkan cicak saja berdzikir. Mungkin dia juga beristighfar. Kenapa kamu tidak? Selalulah mengingat RabbMu, supaya selalu tenang hatimu...

Tak mengapa kau banyak khawatir...
Kau khawatirkan dosa-dosa yang tak terbilang bagai debu-debu beterbangan. Tapi bahkan janji Allah akan luasnya ampunan melebihi dosa-dosa yang terkumpul seluas semesta bumi dan langitNya. Jangan berputus asa memohon ampunan, jangan lelah untuk bertaubat. Selama nyawa sebelum sampai tenggorokan, maka kau masih bisa memohon sebaik-baik sisa usia, dan husnul khotimah di penghujung hayatnya.
Kau khawatirkan waktu-waktu yang berlalu tanpa ada sedikit saja perbaikan diri. Sejatinya kau hanyalah kumpulan hari, jika satu hari terlewati tanpa ada yang berarti, bukankah kau merugi? Mari selalu sejenak ambil jeda, berpikir ulang ke arah mana ‘kehidupan’ yang hanyalah ‘persinggahan’ ini hendak kau bawa? Apakah dunia masih bertahta manis di hatimu?
Kau khawatirkan amanah-amanah yang mengiringi langkahmu. Berat terasa untuk memikulnya seorang diri. Ragu merasuk menggoyahkan hati. Tapi bahkan Allah berjanji, setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan ada kemudahan. Tidak ada beban melebihi batas kesanggupan. Lakukan saja apa kewajiban yang seharusnya kau lakukan, biarlah Allah yang mengurus sisanya.
Kau khawatirkan dua malaikat yang usianya semakin senja. Sementara balas budi apa yang bisa kau berikan padanya? Tidak ada. Seberapa keras kau berusaha, tiada pernah berbanding dengan secuil cinta yang mereka limpahkan. Karena itu, yakinlah upaya remah-remahmu, semoga sedikit bisa membuat mereka bahagia. Bertanya kabar, bersering pulang, berbagi suka, dan paling penting, bawalah mereka dalam doa. Bukankah tempat berkumpul paling dinanti hanyalah surga?
Kau khawatirkan laki-laki masa depan yang sama sekali tak tertebak siapa dan kapan hadirnya. Kau boleh saja istiqomah pinjam nama seseorang dalam doa, dan berharap ia akan berjuang, berproses, belajar, serta menua bersamamu, tapi jangan pernah sekali-kali memaksaNya. Pastikan dalam doamu, masing-masing kelak, kau dan juga dia, akan bahagia dengan siapapun pilihanNya. Terlepas pada akhirnya kalian memang ditakdirkan bersama ataupun tidak. Selalulah ingat, yang baik akan dipertemukan yang baik. Allah lebih kuasa mengatur itu.
Kau khawatirkan...
#Masih banyak kekhawatiran-kekhawatiran lain, bukan? Sekali lagi tak mengapa. Allah selalu ada
#Masih labil, masih suka pecicilan, masih suka ga jelas? Juga tak mengapa, yang penting selalu belajar
#Terkadang ketika mengingat waktu, ingin kembali ke masa kecil dahulu, ketika hidup sudah sangat bahagia hanya dengan bermain bersama ibu. Atau. Membayangkan masa depan, dengan keluarga kecil yang (meskipun) sederhana, akan sangat bahagia, karena iman dan kasih sayang tumbuh subur didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar