Cicak – cicak di
dinding, diam-diam berdzikir
Datang seekor nyamuk,
hap, Alhamdulillah
Kau dengar Nak, bahkan cicak saja berdzikir. Mungkin dia juga
beristighfar. Kenapa kamu tidak? Selalulah mengingat RabbMu, supaya selalu
tenang hatimu...
Tak mengapa kau banyak khawatir...
Kau khawatirkan dosa-dosa yang tak terbilang bagai debu-debu
beterbangan. Tapi bahkan janji Allah akan luasnya ampunan melebihi dosa-dosa
yang terkumpul seluas semesta bumi dan langitNya. Jangan berputus asa memohon
ampunan, jangan lelah untuk bertaubat. Selama nyawa sebelum sampai tenggorokan,
maka kau masih bisa memohon sebaik-baik sisa usia, dan husnul khotimah di
penghujung hayatnya.
Kau khawatirkan waktu-waktu yang berlalu tanpa ada sedikit saja
perbaikan diri. Sejatinya kau hanyalah kumpulan hari, jika satu hari terlewati
tanpa ada yang berarti, bukankah kau merugi? Mari selalu sejenak ambil jeda,
berpikir ulang ke arah mana ‘kehidupan’ yang hanyalah ‘persinggahan’ ini hendak
kau bawa? Apakah dunia masih bertahta manis di hatimu?
Kau khawatirkan amanah-amanah yang mengiringi langkahmu. Berat
terasa untuk memikulnya seorang diri. Ragu merasuk menggoyahkan hati. Tapi
bahkan Allah berjanji, setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan ada
kemudahan. Tidak ada beban melebihi batas kesanggupan. Lakukan saja apa kewajiban
yang seharusnya kau lakukan, biarlah Allah yang mengurus sisanya.
Kau khawatirkan dua malaikat yang usianya semakin senja. Sementara
balas budi apa yang bisa kau berikan padanya? Tidak ada. Seberapa keras kau
berusaha, tiada pernah berbanding dengan secuil cinta yang mereka limpahkan.
Karena itu, yakinlah upaya remah-remahmu, semoga sedikit bisa membuat mereka
bahagia. Bertanya kabar, bersering pulang, berbagi suka, dan paling penting,
bawalah mereka dalam doa. Bukankah tempat berkumpul paling dinanti hanyalah
surga?
Kau khawatirkan laki-laki masa depan yang sama sekali tak
tertebak siapa dan kapan hadirnya. Kau boleh saja istiqomah pinjam nama
seseorang dalam doa, dan berharap ia akan berjuang, berproses, belajar, serta
menua bersamamu, tapi jangan pernah sekali-kali memaksaNya. Pastikan dalam
doamu, masing-masing kelak, kau dan juga dia, akan bahagia dengan siapapun pilihanNya.
Terlepas pada akhirnya kalian memang ditakdirkan bersama ataupun tidak. Selalulah
ingat, yang baik akan dipertemukan yang baik. Allah lebih kuasa mengatur itu.
Kau khawatirkan...
#Masih banyak kekhawatiran-kekhawatiran lain, bukan? Sekali lagi
tak mengapa. Allah selalu ada
#Masih labil, masih suka pecicilan, masih suka ga jelas? Juga
tak mengapa, yang penting selalu belajar
#Terkadang ketika mengingat waktu, ingin kembali ke masa kecil
dahulu, ketika hidup sudah sangat bahagia hanya dengan bermain bersama ibu.
Atau. Membayangkan masa depan, dengan keluarga kecil yang (meskipun) sederhana,
akan sangat bahagia, karena iman dan kasih sayang tumbuh subur didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar